Sejak beberapa tahun ini, para penggila dunia militer di Tanah Air sudah sangat menanti-nanti kehadiran jet tempur Sukhoi Su-35 Flanker-E menyapa dari langit Indonesia dengan seragam TNI Angkatan Udara (AU). Terlebih, pasca TNI AU maupun Kementerian Pertahanan (Kemhan) menegaskan jet tempur generasi 4,5 buatan Rusia tersebut akan mengambil debut terbang saat momentum penting seperti Peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI (17 Agustus) dan Hari Jadi TNI (5 Oktober).
Hari ini (Sabtu, 5/10/2019) yang menjadi momentum peringatan Hari Jadi ke-74 TNI memang terlihat ada alutsista baru TNI AU yang mencuri perhatian ribuan pasang mata. Upacara peringatan yang digelar di Lanud Halim Perdanakusuma menampilkan wahana terbang tanpa awak (drone) kombatan (Unmanned Combat Aerial Vehicle/ UCAV) CH-4B Rainbow. Drone tempur kelas MALE (Medium-Altitude Long-Endurance) ini merupakan produk pabrikan China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC).
Meski mengharapkan kehadiran Flanker-E asal Negeri Beruang Merah Raksasa tampil pada momen spesial ini, namun kehadiran drone kombatan asal Negeri Tirai Bambu tersebut mampu menghipnotis pandangan ribuan masyarakat yang turut hadir di area lokasi upacara.
“Perayaan hari ulang tahun TNI ke-74 dan perayaan dilaksanakan secara normatif, mulai parade dan defile. Yang berbeda dari tahun kemarin adalah penampilan khusus yang kami elaborasi dengan kegiatan lain adalah adanya pesawat CH-4 dari pesawat yang telah dimiliki oleh TNI,” tutur Panglima TNI, Jenderal TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di usai seremoni upacara.
Sebetulnya, hari ini bukanlah debut penerbangan CH-4B di langit Indonesia. Drone kombatan ini sebelumnya telah mengambil peran operasional perdana saat Latihan Gabungan (Latgab) Dharma Yudha 2019 yang digelar di Pusat Latihan Tempur Marinir Asembagus, Situbondo Jawa Timur, 9-12 September 2019.
Saat ini TNI AU telah memiliki dua unit penempur tak berawak ini. Rencananya, enam unit lagi akan hadir dan melengkapi jumlah unit yang dipesan TNI AU untuk Skadron Udara 51 yang berbasis di Lanud Supadio, Pontianak.
Dikutip dari Antara (11/9/2019), Hadi mengatakan bahwa pengadaan CH-4B masuk dalam rencana strategis (Renstra) TNI Tahap II tahun 2019.
Nampaknya para penggila militer di Indonesia harus lebih bersabar lagi. Pasalnya tahun lalu Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu mengatakan bahwa dua Su-35 pesanan TNI AU bakal tiba di Indonesia pada Agustus 2019 dan bahkan akan melakukan demo udara di Hari Jadi ke-74 TNI, pada hari ini.

“Insya Allah tahun depan pada waktu HUT TNI, dua pesawat dulu sudah jalan,” kata Ryamizard di Jakarta seperti dikutip CNN Indonesia, Senin (10/9/2018).
Pada hari itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kemenhan, Brigjen TNI Totok Sugiarto mengatakan bahwa kedatangan Su-35 ke Indonesia akan dilakukan secara bertahap. Tahap pertama sebanyak dua unit akan dikirim pada Agustus 2019, tahap kedua akan dikirim empat unit atau 18 bulan setelah kontrak efektif, dan pada tahap ketiga lima unit sisanya akan dikirim setelah 23 bulan dari kontrak.
Pada awal tahun 2019, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), Marsekal TNI Yuyu Sutisna pernah mengatkan bahwa Su-35 akan datang setahun setelah kontrak efektif ditandatangani. “Pak Menhan bilang bahwa itu sudah ditandatangani (pengadaan Su-35). Jadi sekarang prosesnya di Kemhan,” ujar Yuyu usai memimpin Rapat Pimpinan (Rapim) TNI AU, Jum’at (1/2/2019).
Melesetnya jadwal pengiriman Su-35 bukan tanpa sebab. Dikutip dari Airspace Review (30/8/2019), Rusia mengakui adanya tekanan dari pihak Amerika Serikat (AS) terhadap negara-negara yang akan membeli peralatan militer dari mereka. Hal ini juga terjadi pada Indonesia dalam proses pengadaan 11 Su-35 oleh Kemhan untuk TNI AU.
Namun demikian, Direktur Dinas Federal untuk Kerja Sama Teknis dan Militer Rusia, Shugaev Dmitriy menyatakan kontrak pembelian Su-35 untuk Indonesia masih berlaku. “Kontrak pembelian Su-35 untuk Indonesia masih berlaku. Kami sedang bekerja bersama untuk merumuskan hal itu. Kami sedang membahas beberapa rincian kecil yang tercantum di dalam kontrak,” ujar Dmitriy, Rabu (28/8/2019).
Seperti diketahui, tahun lalu Kemhan menyatakan bahwa Indonesia telah menandatangani pembelian 11 Su-35 senilai USD1,14miliar dengan Rusia. Su-35 akan menggantikan peran F-5E/F Tiger II milik Skadron Udara 14 yang telah dipensiunkan dari masa dinasnya.
Jet tempur Su-35 masuk ke dalam daftar pembelian alutsista terbaru TNI AU tahun 2015. Hal ini diungkapkan Marsekal TNI (Pur) Agus Supriatna saat dia masih menjabat sebagai KSAU pada tahun itu (10/2/2015). Menurut Agus, Su-35 masuk dalam daftar incaran karena dapat memenuhi kebutuhan alutsista TNI AU, dan lebih mudah dioperasikan.
Dikutip dari Republika Online (10/9/2015), Ryamizard Ryacudu, mengakui, pihaknya memutuskan untuk mendatangkan pesawat tempur Su-35 berdasarkan kajian dan usulan dari Gatot Nurmantyo sebagai Panglima TNI saat itu dan Agus Supriatna.