KNKT:  90 Persen Kecelakaan Libatkan Sepeda Motor Matic

Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menyebutkan, 90% kecelakaan sepeda motor melibatkan sepeda motor matic. “Itu faktanya. Sekarang, bagaimana cara pabrikan bertanggung jawab terhadap keselamatan,” ujarnya pada Diskusi Nasional Forum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jaya bertema “Sinergitas Kementerian/Lembaga Tangani Kecelakaan Transportasi” di Jakarta, Jumat (17/1/2020).

Menurut Soerjanto, hal tersebut selayaknya menjadi perhatian, terutama buat pengendara dan produsen sepeda motor. Motor matic, walaupun sebenarnya untuk dikendarai di dalam kota atau suatu wilayah, tapi seringkali menjadi kendaraan antarkota dan antarwilayah.

Seperti kita ketahui, tipe motor atau skuter matic merupakan motor otomatis yang tidak menggunakan operan gigi manual dan hanya cukup dengan satu akselerasi. Sepeda motor ini memiliki kapasitas silinder (CC, cylinder capacity) kecil dengan posisi pengemudi yang tegak. Dimensi ban dan rodanya juga kecil. Maka bisa jadi sepeda motor tipe ini rentan dikendarai untuk jarak jauh.

Soerjanto mengatakan, banyak faktor penyebab kecelakaan. Namun seringkali kita abai pada hal pada hal-hal yang kita anggap kecil. “Yang tak kita sadari adalah tekanan ban. Kita sering tidak peduli, padahal bisa berakibat fatal,” ucapnya. Begitu juga kurang pedulinya pada pemahaman tentang tata cara menggunakan rem.

Satu lagi yang penting pula untuk terus diingatkan. “Kecelakaan kendaraan terjadi gara-gara hp (handphone) atau telepon genggam,” ungkapnya. Karena itu, kata Soerjanto, sinergi antara Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan aplikator sangat penting.

“Sinergitas itu penting sekali, terutama untuk keselamatan,” tegasnya.