Assalamualaikum semua …
Salut buat atlet-atlet Indonesia dalam Asian Games 2018 di Jakarta-Palembang. Akhirnya, kontingen Indonesia meraih 98 medali: 31 emas, 24 perak, 43 perunggu. Prestasi besar sudah Indonesia capai. Malam ini (2/9/2018) perhelatan akbar olah raga se-Asia itu pun resmi ditutup.
Sebelum ajang Internasional itu digelar, beberapa persiapan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, dan Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, sempat saya lihat. Begitu juga dengan transportasi di seputaran Jakarta dengan konsep ganjil-genap dari BPTJ (Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek) dan Dishub DKI Jakarta, juga LRT (Light Rail Transit) di Palembang. Persiapannya cukup matang, sehingga hasilnya pun tidak mengecewakan.
Persiapan matang dengan pengetahuan dan pemikiran yang tepat memberikan hasil yang memuaskan. Jangan lupa pula tekad kuat dan doa kepada Yang Maha Kuasa. Kesemuanya bisa dilakukan dan kita pun bisa membuktikan bahwa kita bisa.
Selanjutnya, prestasi bangsa itu patut kita syukuri.
Tidak ada yang mustahil, memang. Prestasi pun dicapai dunia penerbangan sipil Indonesia. Tahun 2016 kita kembali mendapat Kategori I FAA (Federal Aviation Administration) dalam aspek keselamatan penerbangan, setelah dari tahun 2007 turun ke Kategori II.
Akhir tahun 2017, pencapaian hasil audit ICAO (International Civil Aviation Organization) mendapat skor effective implementation 80,34%. Angka yang jauh di atas rata-rata skor dunia yang 64,71%, sementara Indonesia pada tahun 2016 hasilnya hanya 51,41%. Mulai pertengahan tahun 2018, larangan terbang ke negara-negara Eropa juga dicabut.
Membanggakan? Tentu, walaupun tantangannya adalah harus bisa terus dipertahankan bahkan ditingkatkan. Masih banyak pekerjaan rumah penerbangan sipil nasional. Salah satunya, menjadi anggota Dewan ICAO. Prioritas lainnya adalah meningkatkan aspek keselamatan penerbangan di Papua.
Seorang teman pilot mengatakan, kalau mengacu pada aturan, tak akan ada penerbangan di Papua. Ekstrem pernyataannya. Namun hal ini yang akan membuat kita membuka mata lebar-lebar, bagaimana cara untuk menjadikan Papua area penerbangan yang safety-nya nomor satu.
Kita kan tahu, penerbangan adalah moda transportasi vital di Papua. Jadikanlah Papua sebagai kawasan yang maju dengan konektivitas antardaerahnya yang terintegrasi lewat transportasi udara. Dengan bersungguh-sungguh dan pemikiran yang tepat dari para pakar penerbangan kita, penerbangan di Papua akan hebat.
Kenapa tidak, kalau kita sudah membuktikan bahwa kita bisa mencapainya.
Foto: Panitia Asian Games 2018