Assalamualaikun semua …
Pelaksana kunci dalam operasional penerbangan ujung tombaknya adalah para pilot. Hal yang saat ini masih perlu diwaspadai adalah keterlibatan beberapa pilot dalam penggunaan narkoba. Di samping itu, yang perlu juga diperhatikan adalah menyangkut kondisi kesehatan pilot, khususnya yang terkena penyakit kardiovaskular dan obesitas.
Untuk mencegah pilot terkena narkoba, maskapai penerbangan menggandeng BNN (Badan Narkotika Nasional) untuk bekerja sama dalam pemberantasannya. Regulator pun mengantisipasinya dengan mewajibkan operator memeriksa para insan penerbangannya, khususnya pilot dan awak kabin, secara random.
Peringatan dini juga selalu disuarakan oleh para kepala sekolah pilot kepada para siswanya agar menjauhi sejauh-jauhnya dari narkoba. “Sekali kalian terjerat narkoba, hilang sudah kesempatan menjadi seorang pilot,” kata Septo Adjie Sudiro, Direktur Utama PT Mitra Aviasi Pekasa, yang membawahi Perkasa Flight School dan Java International Fligh School.
Dari sisi medis, sekarang ini cukup banyak pilot yang terkena obesitas, yang merupakan biangnya penyakit. Berdasarkan data dari Balai Kesehatan Penerbangan (Hatpen) Ditjen Perhubungan Udara, penyebab inkasipasitasi pilot sipil tahun 2016-2017 adalah penyakit kardiovaskular (80%) dan sisanya adalah penyakit pulmoner. Faktor risiko terbanyak pada pilot dengan inkapasitasi penyakit jantung itu adalah indeks massa tubuh di atas normal (obesitas), disusul oleh profil lipid, merokok, dan prehipertensi.
Balai Hatpen beberapa kali pada tahun lalu mengundang para pilot untuk perhatian pada kesehatan mereka. Enam bulan sekali para pilot memang harus melakukan medex (medical examination). Enam bulan pula umur lisensi pilot, sebelum dihidupkan lagi setelah medex-nya lolos.
Untuk meningkatkan peran dan kompetensi sumber daya manusianya, Balai Hatpen pun mengadakan pelatihan Basic Trauma Cardiovascular Life Support (BTCLS), Basic Life Support (BLS), dan Basic First Aid (BFA) di Tangerang pada 25-27 Januari 2019 dan akan berlanjut pada 1-3 Februari 2019. “Semua petugas kesehatan berkewajiban untuk memberikan pertolongan kegawatdaruratan dengan tepat dan cepat, terutama perawat di garis depan,” ujar Sri Murani Ariningsih, Kepala Balai Hatpen.
Pemberi pertolongan sudah siap. Namun alangkah lebih baik jika pilot ataupun insan penerbangan lainnya mencegahnya dari hal-hal yang sangat merugikan profesi mereka itu. Sebenarnya, sangat banyak pilot Indonesia yang berprofesi dengan baik. Dari lebih 10.000 pilot Indonesia, mungkin tidak sampai satu persennya yang berperilaku tidak baik, seperti pengguna narkoba dan abai pada kesehatannya.