Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menemui Menteri Transportasi dan Pekerjaan Umum Kamboja, Sun Chanthol bersama dengan delegasinya, Rabu (18/9/2019) di Jakarta. pertemuan tersebut membahas peluang kerja sama kedua negara di Sektor Transportasi, khususnya Perkeretaapian.
“Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia berkeinginan untuk membahas serta membina kerja sama bilateral potensial di sektor transportasi antar kedua negara, khususnya di subsektor perkeretaapian,” kata Budi.
Budi menjelaskan bahwa Kamboja sedang membuat perencanaan pembangunan infrastruktur yang luar biasa di bidang transportasi, khususnya moda perkeretaapian, pelabuhan, serta jalan untuk meningkatkan sektor perdagangan, pariwisata dan membangun konektivitas.
“Sehubungan dengan ini, saya percaya bahwa ada potensi besar bagi kedua negara untuk meningkatkan kerja sama. Khususnya bagi Indonesia untuk mendukung pembangunan infrastruktur di Kamboja, serta peningkatan kemampuan bagi petugas terkait transportasi di Kamboja untuk mendapatkan pembelajaran di Indonesia,” jelasnya.
Budi juga mengenalkan beberapa stakeholder di Kemenhub yang berhubungan dengan kebutuhan Kamboja untuk membangun infrastruktur transportasi kereta api. Di antaranya adalah PT Industri Kereta Api (INKA) sebagai produsen sarana kereta, PT. Kereta Api Indonesia (KAI) sebagai operator kereta api, dan juga PT. LEN yang andal bidang teknologi.
Budi mengatakan, Kemenhub membuka peluang kerja sama di bidang Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) di bidang perkeretaapian.
“Kita memiliki Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) di Madiun yang dapat membantu pengembangan kemampuan SDM Kamboja dengan memberikan pelatihan dan pendidikan seperti tentang Rekayasa Mekanika Kereta Api, Teknik Elektro Kereta Api, Manajemen Transportasi Kereta Api, dan Teknik Pembangunan Jalur dan Kereta Api, serta berbagi pengetahuan di dalam bidang perkeretaapian,” imbuhnya.
Budi berharap kerja sama antara negara Indonesia dan Kamboja dapat dikembangkan lebih lanjut.
Sebagai informasi, Pemerintah Kamboja telah mengeluarkan USD226,5juta untuk merevitalisasi jalur selatan yang menghubungkan Phnom Penh dengan Shianoukville (kota pelabuhan), dan jalur barat yang menghubungkan Phnom Penh dengan Poipet (kota perbatasan dengan Thailand).
Pihak Kamboja juga akan menggelontorkan anggaran sebesar USD100juta untuk pembelian sarana perkeretaapian. Diinformasikan bahwa terdapat kebutuhan 8 lokomotif, 130 gerbong dan 4 mesin pengganti lokmotif untuk sektor perkeretaapian Kamboja.
Selain sarana perkeretaapian, Kamboja juga memerlukan prasarana perkeretaapian, operator kereta api, serta infrastruktur penghubung transportasi lainnya.
Dalam beberapa pertemuan dengan KBRI Phnom Penh, pihak Kamboja menyampaikan keinginan untuk menjajaki kerja sama di bidang pelabuhan, jalan raya serta infrastruktur penunjang lainnya.