Untuk mengembangkan penerapan Navigasi Berbasis Kinerja (Performance Based Navigation/PBN) di Indonesia, Ditjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menggandeng Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) melalui acara Performance Based Navigation- Implementation Coordination Group (PBN-ICG) Meeting. Acara tersebut berlangsung Senin hinggga Jumat (22-26 April 2019) di Bali.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh perwakilan dari Direktorat Navigasi Penerbangan Ditjen Perhubungan Udara, Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara, Kantor Otoritas Bandar Udara Wil IV Denpasar, Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara, TNI Angkatan Udara, Airnav Indonesia, maskapai penerbangan serta tenaga ahli di bidang PBN dari ICAO.
Dalam acara tersebut, Dirjen Perhubungan Udara, Polana B. Pramesti mengatakan bahwa navigasi penerbangan harus terus-menerus ditingkatkan sesuai dengan perkembangan lalu lintas dan teknologi penerbangan.
“Kegiatan ini untuk update terkait pelaksanaan PBN di Indonesia, sehingga bisa diketahui operasional saat ini dan apa-apa yang dibutuhkan untuk pengembangan di masa depan,” kata Polana, Senin (22/4/2019).
Dalam acara yang menghadirkan tenaga ahli ICAO dan perwakilan negara di kawasan Asia Pasific ini, Polana berharap dapat berdiskusi dan saling memberi masukan sehingga operasional PBN dapat meningkatkan keselamatan penerbangan dan manfaat lainnya. Tidak hanya di wilayah Indonesia, juga di kawasan Asia Pasifik.
Peningkatan bisnis penerbangan nasional menyebabkan semakin banyaknya pesawat yang beroperasi di langit Indonesia setiap harinya. Lalu lintas atau navigasi pesawat-pesawat tersebut harus diatur secara baik agar teratur dan keselamatan penerbangannya tetap terjaga.
Tahun 2006, metode PBN diperkenalkan di Indonesia dan tahun 2012 dioperasikan di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta untuk melakukan pengaturan lalu lintas penerbangan yang lebih baik.