Presiden Direktur Grup Lion Air, Edward Sirait mengatakan bahwa pihaknya sedang terfokus untuk mengembangkan bisnis perawatan pesawat (maintenance, repair, and overhaul/ MRO) yang dijalankan anak usahanya, Batam Aero Technic (BAT).
Nilai investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan usaha ini sebesar Rp10 triliun. Lini bisnis ini akan dikembangkan di kawasan Bandara Hang Nadiem, Batam, dengan memanfaatkan lahan seluas 30 hektare.
“Ini jadi Rp10 triliun dengan peralatannya, karena peralatannya mahal. (Kalau) semua selesai ini bisa Rp10 triliun cuma US$1 miliar,” kata Edward, seperti dikutip Bisnis, Kamis (28/6/2019).
Untuk memenuhi kebutuhan investasi tersebut, Edward mengatakan akan mencari investor asing. Selain itu investasi juga akan berasal dari pinjaman bank. Dana dengan jumlah besar tersebut akan dikumpulkan dari bank-bank mitra dan melalui kerja sama dengan pabrikan suku cadang.
“Kami cari dana dari luar negeri, cari dana dari airlines luar merangkap pasien bisa juga, banyak kemungkinannya. Bisa dari bank, bisa terbitkan obligasi, atau IPO. Tapi BAT belum harus, kita baru beroperasi 4 tahun,” terangnya.
Menurut dia, dalam waktu satu tahun ke depan akan ada pembangunan hanggar tahap tiga. Setelah hanggar dibangun, BAT pun sudah dapat menampung pesawat dari maskapai lain.
Edward mengklaim, saat ini sudah banyak maskapai internasional yang bertanya untuk memperbaiki dan merawat pesawatnya di fasilitas yang dekat dengan Singapura dan Malaysia tersebut.
“Kalau sudah bangun hanggar lagi bisa main ada prospek yang bisa ditawarkan ke publik,” tandasnya.