Assalamualaikum semua …
Atlet paralayang Indonesia Jafro Megawanto berhasil menyumbang dua medali emas dan satu medali perunggu di ajang Asian Games 2018. Maka ia pun mengantongi bonus dengan nominal paling banyak, Rp2,4miliar, dibandingkan dengan para atlet peraih medali lainnya.
Paralayang sebagai salah satu cabang olah raga dirgantara (ordirga) rupanya berhasil membina atletnya mencapai prestasi yang membanggakan. Tidak kalah dengan terjun payung, yang sudah lebih lama eksis. Ada lagi terbang layang dan aeromodelling, yang punya ajang tersendiri untuk berkompetisi. Di samping itu, ada pula gantole dan trike (gantole dengan mesin) serta paramotor (paralayang dengan mesin).
Ordirga di Indonesia tidaklah terlalu populer dibandingkan cabang olah raga lainnya. Mahal adalah salah satu alasannya. Menantang bahaya atau ekstrem juga yang membuat hanya segelintir orang menekuninya.
Paralayang masih lebih familiar di mata masyarakat dibandingkan cabang ordirga lainnya. Pasalnya, paralayang juga digunakan untuk berwisata dengan tarif yang masih terjangkau khalayak. Lokasi kegiatannya di pegunungan dengan pemandangan yang menakjubkan menjadikan aksi paralayang cukup diminati wisatawan.
Bicara ordirga, aktivitas pesawat ultralight atau microlight atau swayasa pasti mahalnya. Hanya orang-orang yang memiliki kocek berlebih-lebih yang bisa melakukannya. Orang kebanyakan bisa juga menikmatinya dengan menjadi penumpang pesawat ringan hasil rakitan “sendiri” (maksudnya, tidak harus oleh manufaktur) itu.
Saat ini kegiatan pesawat-pesawat tersebut tidak seramai tahun 1990-an. Masih ada klubnya dan masih beraktivitas, seperti di Cibubur, Pondok Cabe, Husein Bandung, dan Yogyakarta. Punya pula penerbang aerobatik pesawat ringan satu-satunya di Indonesia, Marsdya (Pur) Eris Herryanto. Namun gaungnya masih teredam.
FASI (Federasi Aero Sport Indonesia) yang menaungi seluruh ordirga di Indonesia juga tidak lagi segiat tahun-tahun lalu. Ajang yang masih dipertahankannya untuk kegiatan ordirga adalah mini airshow yang digelar TNI AU di beberapa pangkalan udaranya.
Padahal kegiatan ordirga bisa membina masyarakat, khususnya generasi muda, menjadi insan yang lebih cinta dirgantara. Pengamat penerbangan Chappy Hakim selalu menegaskan: Indonesia adalah tanah air dan udara kita.
Foto: id.wikipedia