Pembenahan Pelabuhan Labuan Bajo menyisakan tanda tanya bagi kapal roro. “Saat ini yang emergency dan yang terlewat adalah bagaimana untuk kapal-kapal roro? Padahal jumlah kunjungannya banyak di Pelabuhan Labuan Bajo,” ujar Hasan Sadili, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Labuan Bajo di Labuan Bajo, Selasa (23/11/2021).
Hasan menyebut, 15-20 kali kapal-kapal roro dari Surabaya mengunjungi Pelabuhan Labuan Bajo dalam satu bulan. Namun di pelabuhan yang ada sekarang dan di Terminal Multipurpose Wae Kelambu, dalam rencana induk pelabuhannya tidak direncanakan untuk kapal roro.
Sewaktu peresmian Terminal Multipurpose Wae Kelambu, Presiden Joko Widodo mengatakan, “Kita memang ingin Pelabuhan Labuan Bajo yang lama bersih karena di sana adalah kawasan wisata.”

Hasan menjelaskan, Pelabuhan Labuan Bajo yang ada di kota, asalnya adalah pelabuhan umum. Artinya, pelabuhan disinggahi oleh kapal penumpang, kapal wisata, kapal peti kemas, kapal kargo, juga kapal roro.
Untuk kapal peti kemas, kapal kargo, dan curah cair sudah dipindahkan ke terminal multipurpose yang diresmikan Presiden itu. Di Pelabuhan Labuan Bajo ada kapal wisata dan kapal penumpang.
“Nah, sekarang diadakan penataan alih fungsi, dari yang awalnya terminal umum menjadi terminal khusus wisata dan penumpang. Berarti per tanggal 31 Desember ini, roro tak bisa masuk di pelabuhan existing,” papar Hasan.
Melihat itu, kata Hasan, bagaimana nanti tindakan dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat untuk mengalihkan kapal-kapal roro itu. “Ini urgent. Kami pernah lakukan pembahasan bersama dengan pemerintah daerah dan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), apakah dimungkinkan selama belum dibangun pelabuhannya, kapal roro dipindahkan sementara ke Terminal Multipurpose Wae Kelambu.”
General Manager Pelindo Labuan Bajo NTT, Dimaz Yuliono menyambut baik jika kapal roro bisa singgah di Terminal Multipurpose Wae Kelambu. “Kalau betul begitu, kita bisa bangun terminal dan dermaganya. Satu tahun untuk pembangunannya cukup. Lahan terminal multipurpose yang 3 hektare masih cukup untuk itu,” ucapnya.
Hasan menambahkan, kajian lain, seperti arus dan kedalaman laut, untuk dibangunnya dermaga lagi di terminal multipurpose, jika akan dijadikan tempat singgah kapal roro, sudah ada. “Jadi, masih lebih memungkinkan. Namun causeway-nya jangan menyatu dengan yang terminal multipurpose, harus dibuat yang baru dan juga masih memungkinkan untuk dibangun.”
Foto: Indahnesia Tour