Pusat perawatan dan perbaikan pesawat udara (maintenance, repair, overhaul/ MRO) Batam Aero Technic (BAT) bakal bernilai investasi Rp7,29triliun. Bakal pula menyerap tenaga kerja berkisar 9.976 orang pada 2030. Saat ini, BAT didukung oleh lebih 2.000 personel dengan target nilai investasi Rp1,24 triliun pada 2023.
Anak perusahaan Lion Air Group yang mulai beroperasi tahun 2014 itu sudah memenuhi kriteria ketentuan tentang penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) sejak diperkenalkan pada 12 Juni 2021 sesuai PP No 67 Tahun 2021. Sudah pula memenuhi kualifikasi rencana bisnis yang mampu memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya industri aviasi.

“KEK BAT di Batam optimis mampu mendorong perseroan untuk terus meningkatkan utilisasi dan optimalisasi dari kapabilitas yang dimiliki saat ini, sejalan rancangan kerja berkelanjutan. Harapannya adalah terwujudnya pusat perawatan pesawat yang terintegrasi, sehingga dapat menekan angka pekerjaan berbagai perawatan pesawat ke luar negeri,” kata Danang Mandala Prihantoro, Corporate Communications Strategic of Lion Air Group dalam siaran pers, Jumat (4/11/2022).
BAT memiliki lima hanggar untuk perawatan dan perbaikan pesawat terbang. Selanjutnya akan dibangun sampai delapan hanggar yang bisa menampung 24 pesawat terbang berbadan sedang (narrow body) sejenis Boeing 737 dan Airbus 320.
“Banyaknya hanggar ini untuk meningkatkan serapan kebutuhan perawatan pesawat secara nasional dan internasional, serta meminimalkan jumlah pekerjaan MRO yang dikirim ke luar negeri. Maka devisa bisa dihemat 30%-35% dari kebutuhan MRO maskapai penerbangan nasional senilai Rp26triliun per tahun, yang selama ini mengalir ke luar negeri,” jelas Danang.
Untuk jangka menengah, BAT mampu mendukung dan memenuhi pasar Asia Pasifik untuk MRO. Diprediksi, terdapat 12.000 unit pesawat terbang dengan nilai bisnis berkisar 100miliar dollar AS pada 2025.
Foto: BAT