Musim puncak atau peak season periode angkutan akhir tahun 2019 dan tahun baru 2020 sedang berlangsung. Seperti biasa, setelah periode ini selesai, maka lalu lintas penerbangan termasuk jumlah penumpang pesawat akan menurun drastis selama kuartal pertama (Q1) setiap tahunnya.
Untuk menghadapi musim rendahnya kapasitas penerbangan atau low season pada Q1 2020, maskapai AirAsia sedang menyiapkan strategi jitu. Berkolaborasi dengan sejumlah pihak terkait, AsiAsia berupaya agar penerbangannya tidak sepi, khususnya di Lombok yang menjadi hub-nya.
“Januari itu agak low season. Kita enggak mengutamakan season-season yang tinggi saja seperti Desember, tapi kita juga sudah mempersiapkan kalau nanti kira-kira season-nya sudah mulai agak soft (penerbangannya). tutur CEO AirAsia Indonesia, Veranita Yosephine kepada IndoAviation di Lombok, Rabu (18/12/2019) malam.
Vera menjelaskan, AirAsia tengah berkonsolidasi dengan sejumlah komunitas maupun asosiasi di sektor pariwisata seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Himpunan Pramuwisata Indonesia ( HPI ), Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI), Asosiasi Indonesia Tour & Travel Agent (ASITA), Asosiasi Perusahaan Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (ASTINDO) untuk membangun kolaborasi mutualisme dalam menyambut low season.
“Apa yang kita kolaborasikan (dengan komunitas) sehingga kita bisa menahan traffict dan kunjungan wisatawan tetap maksimal. Kita kolaborasi, enggak hanya kerja sendiri-sendiri,” jelas Vera.
Dia menyebutkan, pihaknya bersama para asosiasi juga telah melakukan rembukan di Gili Trawangan pada Jum’at (20/12/2019) lalu untuk merumuskan bentuk promosi yang mungkin bisa dikerjasamakan antara mereka untuk bisa tetap menggaet wisatawan selama low season.
“Apakah promo (ketika) dia (wisatawan) dua hari tinggal (di hotel), tapi kalau dia datang setengah hari sebelumnya mungkin nanti hotel bisa memberikan gratis yang setengah harinya. Bagaimana kita mencari solusi, bagaimana menstimulasi demand itu tetap ada. Walaupun kita tahun ada periode-periode dalam setahun itu ada kunjungan yang menurun,” terangnya.
Vera mengatakan bahwa AirAsia akan terus membaca dan memantau perkembangan pertumbuhan wisatawan, baik lokal maupun mancanegara.
“AirAsia akan membaca terus perkembangan (jumlah wisatawan), dan kita pantau terus. Kita juga kolaborasi terus (dengan komunitas). Ini yang kita sebut sebagai kerja sama yang sustainable jangka panjang, tidak hanya transaksi pembelian tiket (pesawat). Saya jual tiket, angkut orang, lalu selesai, kita tidak mau seperti itu,” tegasnya.
Sebagai perusahaan maskapai penerbangan, AirAsia membuka akses-akses banyak membuka akses perjalanan wisata, khususnya dari dan menuju Lombok yang menjadi hub-nya.
Untuk jaringan internasional dari dan menuju Lombok, maskapai ini telah kini telah terkoneksi dengan Kuala Lumpur dan Perth. Sementara konektivitas langsung domestik telah terhubung dengan Jakarta, Denpasar, Surabaya dan Jogjakarta.
“Ini merupakan awal dari kerja sama jangka panjang yang dimiliki AirAsia dengan komunitas dan juga Pemerintah Nusa Tenggara Barat,” tandasnya.