Ini Cerita Pesawat N250 (46) 250 Mil Laut Persegi

Assalamualaikum semua …

Terbang perdana pesawat N250 dimulai dari apron Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) melaju lewat taxiway menuju landasan pacu Bandara Husein Sastranegara, Bandung. Lepas landas dari Husein dan mengangkasa dengan mulus ke langit Bandung.

Pesawat mengudara ke area di tenggara langit Pelabuhan Ratu, Sukabumi, menuju selatan ke pesisir Samudera Indonesia. Area terbangnya sekitar 250 mil laut persegi.

IPTN memiliki relay station di Cisolok, Pelabuhan Ratu untuk memantau terbang perdana N250. Di pesawat ada antena menggunakan satcomlink (satellite communication link system).

Dari pesawat di Samudera Indonesia, transmit datangnya ke Relay Telemetry Relay Station (RTRS) di Cisolok itu. Dari telemetri di bawah, up link ke satelite dan ground link ke stasiun di Bandung. Dari single axis tracking antenna di-relay satcomlink ke satelite Palapa B2R, kemudian satcomlink ke stasiun di Bandung.

Untuk pengamanan terbang sudah disiapkan dengan baik. Safety system dan basic aeroplane ada dalam desain pesawat N250, termasuk back up dan mechanical back up.

Kepala Divisi Flight Test Center (FTC), Said D Jenie, semua sistem flight control dibuat dobel, ditambah satu mekanikal, yang sesuai persyaratan Federal Aviation Administration (FAA). N250 ketika terbang itu tidak memasukkan landing gear ke badan pesawat. Pesawat pun diawaki oleh minimum kru untuk meminimalisasi risiko.

Sistem kendali fly-by-wire yang diterapkan pada N250 adalah three axis fly-by-wire. Sistem kendali yang diterapkan di elevator, aileron, dan rudder, akan menjadikannya harmoni. Kalau hanya dua axis misalnya, harmonisasinya tak akan ketemu.

Kenapa harus three axis? Karena kendali yang menggunakan fly-by-wire tidak bisa dirasakan langsung oleh pilot ketika sedang mengemudi. Beda dengan saluran yang menggunakan mechanical boosted hydraulic, yang bisa dirasakan langsung oleh pilot. Dalam kendali fly-by-wire harus dibuat perasa buatan (artificial feel). Perasa buatan itu voltasenya harus disetel.

Pada penerbangan perdana itu, N250 dibayangi oleh chaser pesawat Soko Galeb dan CN 235 MPA. Di area terdekat, siaga pula helikopter medivac (medical evacuation) untuk pertolongan jika terjadi kecelakaan.

Penerbangan N250 sukses! Sekitar 56 menit terbang, pesawat menyentuh landasan pacu Husein dan mendarat dengan mulus pula. Lantas melaju kembali ke apron IPTN dan disambut Presiden Soeharto dan Wakil Presiden Soedharmono serta hadirin yang kagum.

Kita sambung dalam cerita keempat puluh tujuh (47) ya.