Ini Cerita Pesawat N250 (45) Putra-putri Bangsa Andal Berdedikasi

Assalamualaikum semua …

Di balik kesuksesan terbang N250 Gatotkoco, sejumlah tenaga Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) memberi kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Sampai-sampai seorang Gerard Charles Guyot, pilot uji yang menerbangkan perdana pesawat jet fly-by-wire berbadan lebar Airbus A340 tahun 1991, terkagum-kagum.

“Dedikasi mereka semua sangat tinggi. Kualitas insinyurnya luar biasa!” cetusnya.

BJ Habibie menyebut, sedikitnya ada 40 superstars yang menguasai teknologi canggih di bidang kedirgantaraan dan menjadi ujung tombak IPTN. Beberapa di antaranya adalah perempuan yang hebat di bidangnya.

Sebut saja Diny Rosyada Ibrahim, yang menggeluti electronic and computer science. Dia terlibat langsung dalam perancangan dan pembuatan N250. “Rasanya seperti melihat bayi yang baru lahir. Saya sangat senang,” ungkapnya.

Sebut juga Ina Juniarti yang menjadi Kepala Pusat Komputasi IPTN. Melihat keberhasilan N250, matanya pun berkaca-kaca.

Perempuan lainnya adalah Winarni Tirtawijaya. Dia bertanggung jawab atas semua masalah yang berhubungan dengan awak pesawat dan sistem. Bersama 29 stafnya, antara lain, Russ Rizaldy Thamrin, ia membuat crew system interface document (CISD), manual petunjuk bagi pilot N250.

Satu lagi, Seha Salim Afiff yang menjadi Kepala Environmental Noise & Protection System dan Environmental Control System. Dia membawahi 31 staf.

Tenaga andal yang bertanggung jawab pada flight control fly-by-wire di menara Flight Test Center (FTC) ketika terbang perdana adalah Elka Sunarkito. Dia mengamati parameter-parameter dan performa pesawat yang mencakup kemudi fly-by-wire, roda pendarat, rem, dan sistem hidrolik pesawat.

“Orangnya tak banyak bicara, tapi ia pintar,” kata Habibie tentang Elka.

Perancang engine mount dan engine nacelle N250 adalah Andi Alisjahbana. Habibie sangat bangga padanya karena hasil rancangannya itu menarik minat banyak pihak luar negeri untuk menerapkannya. Andi juga menggagas perancangan pesawat N219 Nurtanio pada tahun 2000-an, walaupun sampai sekarang belum terbang perdana.

Nama-nama lainnya adalah Agung Nugroho, ahli aerodinamika; juga Made Wirata, Rowin, dan Alex Supeli, ahli struktur sekaligus flight engineer. Ada lagi Sulaeman Kamil, ahli struktur; Hery Suyanto sebagai flight control; Arbon Ahimsa sebagai flight deck control.

Di bidang mesin, ada nama Margono, Edwin Sudarmo, dan Sujatmiko. Di bidang modem test ada Sriyono dan untuk flight test ada Petrus. Di bidang aircraft system, ahlinya adalah Bambang Pamungkas dan perancang interior N250 adalah Bagas Prasetyowibowo.

Tenaga muda lainnya adalah Ary A Anas, yang menangani product support N250. Bersama rekan kerjanya, ia menyusun manual technical services N250 dalam bentuk CD-ROM, yang part number-nya diberi nama “Nusantara Standard”. Menurut Deputy Engineering Aircraft Services, Bambang Soeriawan, standar ini diperkenalkan IPTN untuk dunia luar.

Ada lagi ahli muda bidang aircraft load yang menjadi Kepala Departemen Aircraft Load, Darto Suryo. Dia membawahi 22 staf.

Untuk bidang pemasaran dan promosi IPTN, ada nama-nama, antara lain, Puji Sulaksono, Heru Santoso, Krisnan, Wuri Rejeki, Rqymond, dan Teguh.

Tak ketinggalan kru terbang N250, yakni Capt Erwin Danuwinata, Capt Sumarwoto, Capt Mursanto, dan Capt Adi Budi Setiawan Atmoko, juga di balik layar Capt Toos Sanitioso. Ada juga Hindawan Hariowibowo dan Yuares Riady.

Di antara tenaga-tenaga muda yang andal itu, ada pimpinan yang tak diragukan lagi dedikasinya. Sebut Jusman Sjafii Djamal, Deputy Vice President Program Manager N250 dan Said D Jenie, Kepala Divisi FTC. Bersama rekan-rekan kerjanya, mereka menjadi ujung tombak pembangunan N250.

Kemana dan bagaimana N250 sewaktu terbang perdana? Cerita keempat puluh enam (46) akan memaparkannya ya.