Ini Cerita Pesawat N250 (40) Uji Ketahanan dan Kekuatan

Assalamualaikum semua …

Pengujian yang dilakukan pada prototipe pertama (PA-1) N250 setelah roll out dibagi dalam empat bidang kegiatan. Dua bidang kegiatan sudah dijabarkan dalam cerita ketiga puluh sembilan (39) kemarin. Berikut adalah bidang kegiatan tiga dan empat.

Bidang kegiatan 3: Pengujian atau evaluasi keamanan dan keselamatan pesawat terbang.

– Uji ketahanan struktur terhadap beban kejut untuk mengetahui kondisi jika terkena impact, apakah strukturnya pecah atau tidak? Pada pesawat terbang, beban kejut yang paling ditakuti adalah apabila pesawat tertabrak burung. Probabilitasnya yang paling tinggi adalah ketika akan mendarat di landasan pacu. Berdasarkan standar spesifikasi, berat burung itu minimal 40 pon.

Uji ini dilakukan pada fasilitas uji tabrak burung (bird impact test facility). Pengujian dilaksanakan pada struktur section 41 (nose, cockpit-shell) dan struktur ujung haluan (leading edge) dari sayap, juga pada struktur bidang ekor vertikal dan harizontal (tail section).

– Uji kekuatan struktur terhadap beban statik pada sayap pesawat. Uji dengan beban statik rendah dilaksanakan untuk mengkaji kekakuan struktur, dilanjutkan dengan uji statik hingga beban maksimal. Ada pula uji statik pada tail section dan engine mount (struktur pemegang mesin), yang dilakukan di Fasilitas Uji Struktur Statik di Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN).

– Uji kekuatan struktur terhadap beban tubrukan dengan permukaan air dan kemampuan pesawat mengambang di permukaan air. Pengujian dilakukan pada kondisi permukaan air tenang ataupun bergelombang menggunakan model sub-skala 1:16. Model ini memiliki kekenyalan struktur sama dengan pesawat yang sebenarnya. Pengujian dilaksanakan di Inggris dengan menyewa fasilitas uji hidrodinamika milik Westland Helicopter.

– Uji kekuatan struktur terhadap sambaran petir untuk mengetahui tenggang cacat (fault tolerance) struktur pesawat apabila terkena sambaran petir, mengidentifikasi rambatannya, dan intensitas penjalarannya ke dalam sistem di pesawat.

Pengujian dengan sub-skala dilakukan di fasilitas uji sambar petir di Lembaga Masalah Kelistrikan milik PLN di Jakarta. Untuk uji komponen struktur dilakukan dengan menyewa fasilitas uji petir milik Lightning Technology Incorporated di Amerika Serikat.

– Uji ketahanan sistem kendali fly-by-wire terhadap efek sambaran petir yang dilakukan di simulator uji perangkat keras Iron Bird. Pengujian dilakukan pada ketiga saluran utama sistem kendali: elevator, aileron, dan rudder, serta pada dua saluran sekunder sistem kendali: flaps dan spoilers. Instrumen pembangkit arus simulasi uji petir dipinjam dari Aerospatiale.

– Uji tingkah laku dan kualitas penanganan (flight dynamics and flight handling qualities) terbang N250. Pengujian dilakukan pada kondisi normal dan darurat, meliputi kasus kegagalan sistem pada mesin, sistem kendali, hidrolik, juga catu daya listrik. Hasil uji evaluasi ini dibakukan dalam pendefinisian keadaan darurat dan prosedur penyelamatan pesawat terbang.

Pengujian dilakukan menggunakan Engineering Flight Simulator dan Laboratorium Ergonomik di Integrated Aircraft Test Facility (IATF). Pengujian juga menggunakan pesawat udara simulator yang disewa dari Advanced Research Corporation milik Calspan dan Flight Dynamics Laboratory milik Angkatan Udara AS (USAF).

Bidang kegiatan 4: Uji fungsional secara individual ataupun terpadu dari komponen-komponen infrastruktur uji terbang.

– Uji fungsional sistem-sistem penginderaan parameter secara terpadu dengan sistem perolehan data on-board. Uji ini meliputi kualitas pengukuran serta transmisi data mentah dan kalibrasinya.

Ada 1.380 parameter fisik yang diukur selama uji terbang. Parameter itu dipilah dalam empat kelompok: 341 parameter flight structures, 488 parameter flight system, 490 parameter sistem propulsi, dan 61 parameter flight physics. Setiap kelompok parameter memiliki standar kalibrasi dan ketelitian.

– Uji fungsional sistem pengolahan data yang memanfaatkan teknologi transputer, logic, cell array, dan real time three dimensional graphics untuk presentasi data secara real time dan akurat. Bentuknya dalam tabel, grafik, respons waktu, cross plot, dan simbol-simbol, seperti yang digunakan pada panel kokpit juga visualisasi fisik gerakan pesawat terbang dalam grafik tiga dimensi.

– Uji fungsional sistem telemetry, tracking, dan satcomlink, secara terpadu dengan CN235 sebagai pesawat uji. Pengujian berupa transmisi data dari Flight Test Center (FTC) di Bandung ke stasiun pancar ulang di Cisolok, Sukabumi, diteruskan ke pesawat terbang uji CN235. Satelit untuk menyampaikan (relay) data menggunakan Palapa B2R.

– Uji fungsional sistem pengendalian uji terbang (mission operational control system) melalui ruang pengendali operasi (mission operation control room). Di ruangan ini duduk seluruh staf pengendali misi uji terbang: flight test director, test controller, test data analyst, test communicator, safety officer, flight operation officer, dan test data processing and telemetry officers.

Dalam serangkaian uji sebelum N250 terbang perdana, Said Djoharsyah Jenie sebagai pimpinan FTC yang paling bertanggung jawab. Ikuti optimismenya dalam cerita keempat puluh satu (41) ya.