Assalamualaikum semua …
Roll out sudah, apalagi yang harus dikerjakan agar N250 bisa terbang? Ibarat anak burung, ketika cangkang telurnya pecah, ia tak dapat langsung terbang. Anak burung belajar merangkak agar kaki-kakinya kuat menyangga berat tubuhnya. Menanti hingga kedua sayapnya berbulu lebat, kuat, dan bertenaga untuk terbang. Tahapan ini yang dilalui N250.
Sampai Juni 1995, persiapan menjelang prototipe pertama (PA-1) N250 terbang perdana secara akumulatif sudah mencapai 80 persen selesai. Menurut Vice President Divisi Flight Test Center (FTC), Said Djoharsyah Jenie, ada lima bidang kegiatan yang dilakukan dalam persiapan itu.
Pertama, melengkapi pesawat dengan sistem-sistem dasar (basic systems) dan instrumentasi uji terbang.
Kedua, melaksanakan uji fungsional basic systems pesawat yang dikerjakan di laboratorium simulasi sistem-sistem pesawat udara dan pada PA-1.
Ketiga, melaksanakan evaluasi keselamatan dan keamanan dari struktur, basic systems, dan tingkah laku penanganan terbang (flight handling qualities) dari pesawat, baik dalam kondisi normal maupun abnormal. Evaluasi ini dilakukan di laboratorium uji kekuatan struktur, simulator terbang di darat, pesawat udara simulator terbang, dan PA-1.
Keempat, melaksanakan uji fungsi seluruh infrastruktur uji terbang yang telah dirancang dan dibakukan jauh sebelumnya. Uji ini meliputi sistem penginderaan perolehan dan pengolahan data uji, serta sistem evaluasi dan analisis data yang telah terolah. Juga sistem transmisi data real time, yakni tracking, telemetry, dan satcomlink (satellite communication link system), serta sistem operasi, pengendalian, dan keselamatan uji terbang.
“Selain uji fungsi, kegiatan ini sekaligus melatih operatornya,” ungkap Said (Angkasa No.10 Tahun V Juli 1995).
Kelima, melatih kesamaptaan seluruh airborne flight test crews, yang terdiri dari test pilots, flight test engineers, dan flight test instrumentation engineers. Persiapan ini meliputi evaluasi karakteristik terbang N250 melalui uji dan evaluasi di simulator terbang di darat, pesawat udara simulator terbang, serta evaluasi basic systems N250 di laboratorium simulasi sistem-sistem pesawat.
Hasilnya dijadikan dasar untuk pembakuan prosedur kokpit dan airplane flight manual awal menggunakan simulator terbang dan laboratorium ergonomis. Juga untuk mendefinisikan first flight profile pada keadaan normal, darurat (emergencies), dan gawat (critical).
Kegiatan-kegiatan itu harus ditinjau, bukan hanya secara keseluruhan tapi juga tiap kegiatan. Hal ini dilakukan karena selain bobot kegiatannya berbeda, ketergantungan dan keterpengaruhan antara satu kegiatan dengan kegiatan lain sangat erat.
Disambung dalam cerita ketiga puluh sembilan (39) ya.