Ini Anak Muda Berdaya Saing Global

Assalamualaikum semua …

Ada dua anak muda kakak-adik asal Salatiga yang punya daya saing global. Namanya Arfi’an Fuadi dan M Arie Kurniawan. Mereka lulusan SMK, bukan perguruan tinggi hebat di luar negeri. Arfi’an lulusan SMK Negeri 7 Semarang tahun 2005, sedangkan Arie dari SMK Negeri 2 Salatiga tahun 2009; keduanya dari jurusan Otomotif.

Itu yang dikatakan Handry Satriago, CEO General Electric (GE) Indonesia dalam acara Workshop Learning Experience yang diselenggarakan Balitbang Perhubungan di Jakarta, Kamis (13/9/2018). Di hadapan para finalis “Transhub Challenge 2018” dari kalangan umum dan mahasiswa itu, Handry berbicara tentang leadership dan memotivasi agar generasi milenial memiliki daya saing global dengan mencontohkan dua anak muda tersebut.

Saya jadi teringat pada Arfi’an dan Arie sebagai pemenang pertama “GE 3D Printing Design Quest 2013”. Tantangannya dalam lomba itu adalah merancang ulang penahan (bracket) mesin pesawat jet. Desain karya mereka berhasil menyisihkan hampir 700 desain peserta yang berasal dari 56 negara. Desain bracket-nya sangat ringan, hanya 327 gram, 84% lebih ringan dari yang asli 2.033 gram.

Waktu mendengar Arfi’an dan Arie menang, Handry berseru, “Wow asyik, orang Indonesia menang!” Keunggulan desain mereka adalah dalam bobot yang sangat ringan. Dalam dunia aviasi, apa pun yang paling ringan akan memberikan efisiensi yang paling besar. “Mereka luar biasa; dari perjuangan dan cita-citanya,” katanya, sehingga ia tulis di twitter-nya: Dari rumah yang sederhana menghasilkan pemikiran yang luar biasa.

Kenapa Arfi’an dan Arie punya daya saing global? Karena mereka terus menerus menciptakan inovasi lewat DTech-Engineering yang didirikan tahun 2009 di Salatiga. Bukan sekadar inovasi karena dalam kamus mereka, “Inovasi tak ada gunanya kalau tidak ada keinginan besar. Inovasi hidup kalau punya tekad kuat dan keinginan yang besar.”

Dalam inovasi, mereka punya keinginan besar dan tak pernah lelah belajar. Untuk menciptakan produk inovatif, mereka mendengarkan keinginan klien. “Klien kami 70% senior engineer berpengalaman. Saya dapat ilmu karena saya diajari dulu kalau dapat pesanan,” kata Arfi’an sewaktu saya wawancara pada Agustus 2013 di Jakarta.

Sudah ratusan proyek desain inovatif hebat yang dikerjakan DTech bersama klien-klien di berbagai negara. Dari awalnya mendesain jarum untuk alat ukur di kapal dari klien seorang pengusaha Jerman sampai mendesain pesawat terbang ringan (ultralight) bersama klien di Wichita, AS.

Dalam berinteraksi dengan klien-klien, mereka punya prinsip: Kalau ingin meraih peluang, mereka juga harus jadi peluang. “Klien di Wichita melihat kami sebagai kesempatan. Kami pun melihat mereka sebagai kesempatan. Dalam inovasi, feedback-nya 4,9 dari 5 poin. Kami pertahankan inovasi dan berdedikasi pada klien. Desain kami juga detail,” kata Arfi’an.

Klien yang puas pun merekomendasikan mereka kepada teman-temannya. Mata rantai pemasaran yang hebat.