Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Inggris menyepakati kerja sama program pengembangan transportasi rendah karbon di Indonesia. Program “Future Cities: UK-Indonesia Low Carbon Partnership” ini diluncurkan di Jakarta pada Selasa (5/7/2022).
Ada lima proyek dalam program future cities tersebut. Pertama, integrasi pengembangan LRT, transit-oriented development dan land value capture di Metropolitan Semarang. Kedua, transisi menuju transportasi rendah karbon yang inklusif melalui perbaikan aspek keselamatan bagi kaum rentan. Ketiga, penguatan transportasi kota berkelanjutan di kota pesisir. Keempat, dekarbonisasi transportasi yang inklusif di Indonesia. Kelima, mobilitas bersih untuk area metropolitan Jakarta.
“Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyambut baik pelaksanaan program kerja sama ini. Diharapkan dapat membantu pengembangan sistem transportasi perkotaan yang berkelanjutan dan ramah lingkungan di Indonesia,” kata Hendro Sugiatno, Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub dalam siaran pers, Selasa (5/7/2022).
Program tersebut merupakan langkah awal dari komitmen kedua negara untuk memitigasi dampak perubahan iklim melalui pengembangan transportasi publik perkotaan yang ramah lingkungan. Melalui program ini, kedua negara ingin menangkap peluang besar dalam pengembangan peta jalan untuk elektrifikasi kendaraan umum secara efisien, pengintegrasian solusi ramah iklim ke dalam perencanaan pembangunan nasional dan daerah, serta perancangan proyek transportasi rendah karbon yang mampu menarik investasi.
Sebelumnya, penandatanganan kesepakatan (implementing agreement) untuk memulai kerja sama tersebut telah dilakukan oleh Sekretaris Jenderal Kemenhub, Novie Riyanto, serta Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Owen Jenkins. Penandatanganan ini merupakan tindak lanjut dari nota kesepahaman yang telah ditandatangani oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, dengan Menteri Perhubungan Inggris, Wendy Morton MP, pada Juni 2022.
Hendro mengungkapkan, upaya untuk meningkatkan kualitas transportasi sejalan dengan upaya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mitigasi dampak perubahan iklim. Dalam RPJMN 2020-2024, Kemenhub memiliki tugas untuk meningkatkan konektivitas perkotaan melalui penyediaan angkutan umum massal, juga berkontribusi pada penurunan emisi (dekarbonisasi) di sektor transportasi.
“Kami tengah mengembangkan sejumlah angkutan umum massal perkotaan, baik dalam bentuk Bus Rapid Transit (BRT) maupun perkeretaapian yang berbasis rel, yang terintegrasi dan menggunakan energi listrik. Melalui kerja sama ini, upaya tersebut diharapkan dapat dilakukan dengan lebih terukur, terstruktur, dan terakselerasi. Lebih andal juga dalam merencanakan dan mengimplementasikan sistem transportasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan,” papar Hendro.
Sementara itu, menurut Owen, kemitraan di bidang transportasi sangat penting agar lebih percaya diri untuk menjalankan komitmen dari konferensi di Glasgow untuk mewujudkan transisi menuju kendaraan nol emisi (zero emission). “Kami berupaya menegakkan Perjanjian Paris untuk menekan kenaikan suhu bumi di bawah 1,5 °C. Berupaya pula melaksanakan dekarbonisasi di sektor transportasi karena 25% emisi GRK dihasilkan dari sektor transportasi,” ungkapnya.
Pemerintah Inggris melalui UK Partnering for Accelerated Climate Transition (UK PACT) memberikan dukungan pendanaan 9 juta poundsterling atau sekitar Rp162miliar untuk pengembangan transportasi perkotaan yang ramah lingkungan di sejumlah provinsi di Indonesia. Ada enam provinsi yang didanai, yaitu Sumatera Utara, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Foto: BKIP Perhubungan