Ini 5 Maskapai Global yang Sukses Kurangi Sampah Penerbangan

Berdasarkan data Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA), pada 2016 penerbangan komersial menghasilan 5,2 juta ton sampah. Diperkirakan pada 2030 sampah penerbangan komersial mencapai 10 juta ton.

Sejumlah maskapai global berambisi untuk menjadi pionir penerbangan tanpa sampah. Bukan hanya sekadar jargon, tapi hal tersebut sudah berhasil direalisasikan setidaknya oleh lima maskapai di dunia.

Dinukil dari DestinAsian, ada lima maskapai yang mulai membenahi manajemen sampah mereka. Maskapai tersebut mengurangi penggunaan plastik, hingga memilah sampah organik dan nonorganik.

Alaska Airlines

Sudah lebih dari setahun, Alaska Airlines resmi menjadi maskapai pertama di Amerika Serikat (AS) yang melarang penggunaan sedotan plastik dalam penerbangan mereka. Gerakan tersebut dimulai pada Mei 2018.

Maskapai ini mengganti sedotan, pengaduk gelas, dan tusuk gigi berbahan plastik dengan bahan ramah lingkungan. Selain itu, mereka juga mengganti minuman berkemasan plastik dengan alumunium.

American Airlines

Maskapai AS lainnya adalah America Airlines yang mengganti materi plastik di lounge bandara sejak Juli 2018 dan pada bulan berikutnya berlanjut pada pengurangan plastik untuk makanan penumpang.

Sedotan plastik diganti dengan sedotan berbahan bambu. Peralatan makan penumpang juga diganti dengan bahan yang lebih ramah lingkungan.

Iberia Airlines

Selain memangkas penggunaan plastik, maskapai asal Spanyol, Iberia Airlines, juga memilah sampah yang dihasilkan dari kabin pesawat. Untuk urusan pemisahan sampah ini, Iberia Airlines bekerja sama dengan Ferrovial Servicios. Mereka memisahkan sampah berdasarkan jenisnya, yang diletakkan dalam sejumlah kompartemen khusus.

Hi Fly

Langkah terukur mereduksi produksi sampah dilakukan juga oleh Hi Fly. Pada 27 Desember 2018 lalu, maskapai ini bisa dibilang sebagai maskapai pertama di dunia yang bebas dari sampah plastik.

Maskapai asal Portugal ini berhasil mengurangi 350 kg sampah plastik dalam empat kali penerbangan. Penerbangan pertama tanpa plastik dimulai pada rute Lisabon-Natal di Brasil.

Penerbangan dengan armada Airbus A340 itu, berhasil mengganti seluruh peralatan makan dengan material dari kertas, bambu, dan bahan-bahan lain yang dapat didaur ulang. Komitmen tersebut diaplikasikan pada gelas, sendok, piring, wadah mentega, tempat garam dan lada, botol minum, bungkus makanan, hingga sikat gigi.

Qantas

Maskapai asal Australia ini juga memiliki ambisi besar untuk mengurangi sampah penerbangan. Qantas melakukan perubahan besar dalam sistem operasional dengan menggunakan gelas kertas BioCups, tempat makan BioCane, tisu BioNapkins, dan alat makan BioPlastic.

Maskapai ini menargetkan untuk tak lagi menggunakan 100 juta plastik sekali pakai pada akhir 2020. Qantas juga memangkas 75 persen sampah yang dihasilkan pada akhir 2021. Program zero-waste Qantas yang dikenal dengan nama Proyek Bowerbird ini juga diterapkan di lounge Qantas di terminal domestik Bandara Sydney.