Assalamualaikum semua …
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta asosiasi perusahaan penerbangan nasional (INACA, Indonesia National Air Carrier Association) untuk mendukung konektivitas yang menjadi visi Presiden Jokowi. Di samping itu, diminta pula partisipasi perusahaan penerbangan berjadwal ataupun carter untuk memperhatikan potensi wisata dan mengembangkannya.
“Konektivitas itu sederhana tapi memiliki makna yang sangat dalam. Konektivitas punya arti menyatukan NKRI, memberikan layanan ke tiap titik, ke daerah-daerah, dan antarpulau. Akhirnya akan memberikan daya saing ekonomi dan daya saing pariwisata,” kata Budi, ketika membuka 2019 INACA Annual General Meeting bertema “Providing better public communication of national aviation industry environment” di Jakarta, Kamis (31/10/2019).
Menurut Budi, ada hal khusus yang diminta Presiden pada Kementerian Perhubungan, yakni mengembangkan lima destinasi Bali Baru. “Kita sudah menanam banyak uang untuk mengundang turis ke negara kita. Turisme itu sekarang nomor dua akan jadi nomor satu. Kalau kita lihat di Papua banyak yang indah dan potensial, seperti Raja Ampat, tapi kurang perhatian. Saya minta dengan sangat untuk ke tempat yang potensial itu jadi amanah. Kenapa amanah? Karena dari sana itu tak dapat uang, tapi harus dilakukan,” tuturnya.
Amanah itu, kata Budi, harus dilakukan dengan baik. “Saya pikir sebagai regulator akan memberikan dukungan. Kita tahu, di dunia aviasi itu banyak hal yang memberikan tekanan. Harga avtur mahal, leasing pesawat mahal. Kita sama-sama mencarikan jalan keluar dan kita pastikan industri aviasi bisa menjadi lebih baik.”
Budi mengatakan, banyak hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan peran INACA untuk mengawal visi misi Presiden tersebut. Banyak daerah yang harus diperhatikan; dari Miangas ke Rote, dari Papua ke Aceh. “Itu harus kita care semuanya dan kita buktikan daerah-daerah itu sangat membutuhkan (penerbangan).”
Untuk menerbangi rute-rute yang menjadi “amanah” itu, apa yang dilakukan regulator? “Saya pikir kami akan petakan di mana saja yang menjadi prioritas. Kami juga tidak mau spreading; spent effort, spent money, yang tidak guna. Visi misi itu saya sampaikan berkali-kali bahwa harus deliver. Di lain sisi, kami tahu bahwa industri penerbangan ini suatu industri yang high profile dan fragille dengan beberapa tantangan,” jawab Budi
Apapun itu, Budi menegaskan, “Pasti kami tidak bisa melepaskan bahwa safety is number one, tapi yang namanya bisnis bisa kita bicarakan. INACA dengan banyak anggota tentu harus memberikan ruang yang sama kepada semua anggota agar satu keputusan jadi satu pemikiran bagi INACA. Akhirnya memberikan suatu rekomendasi bagi perusahaan penerbangan yang diperoleh secara profesional.”
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait menyatakan dukungannya untuk meningkatkan konektivitas. “Bagi kami pebisnis, sederhana saja. Peluangnya bagus dan layak, kita akan terbang. Namun semua itu tidak bisa tiba-tiba, kita akan pelajari pasarnya seperti apa.”
“Kalau ada misi, kita buka (penerbangan). Itu sudah amanah. Kita sudah coba create, misalnya terbang daily. Kalau gak bisa daily, ya kita kurangi. Kita harus ngomong. Kalau market-nya gak tumbuh, kita kan gak mungkin angkut penumpang kosong,” ujar Edward.