Masyarakat sudah mulai mengikis kekhawatiran untuk bertransportasi udara, seiring melonggarnya aturan-aturan pembatasan perjalanan ke berbagai daerah. Hal ini terlihat dari mulai bertambahnya jumlah penumpang pesawat terbang, yang diperoleh dari data pengelola bandara dan maskapai penerbangan.
Namun untuk memgembalikan kepercayaan penuh masyarakat, seluruh pemangku kepentingan di industri dan bisnis transportasi udara harus melakukan sinergi dan kolaborasi. Terutama dalam konsistensi menerapkan standar prosedur operasi (SOP). khususnya terkait protokol kesehatan.
“Pelaku industri tak bisa mengerjakannya sendiri-sendiri. Harus sinergi dan kolaboratif antarseluruh stakeholder. Seperti di bandara saja ada 15 stakeholders,” ujar Muhammad Awaluddin, Presiden Direktur PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) dalam Diskusi Online (Diskon) Terbang Aman dan Nyaman yang diselenggarakan Forum Wartawan Kementerian Perhubungan (Forwahub), Rabu (12/8/2020) malam.
Menurut Awaluddin, sektor penerbangan di Indonesia sudah besar. Pergerakan penumpang di bandara-bandara yang dikelola AP II (sekarang 19 bandara) mencapai 112 juta orang tahun 2018.
Pontensinya juga besar karena kondisi untuk industri dan bisnis transportasi udara memiliki kelebihan, yakni fleksibilitas, kapasitas, dan konektivitas. “Jangan sampai karena Covid-19, apa yang sudah dibangun dan menjadi primadona moda transportasi ini jadi hilang atau hancur,” ucapnya. “Maka kita sekuat tenaga harus recovery.”
Berdasarkan data dari AP II, pergerakan penumpang pada Mei 2020 hampir mencapai titik nadir atau nyaris tak ada. Penurunannya dimulai pada Maret 2020, ketika Indonesia mulai mengumumkan adanya pasien pertama yang terpapar Covid-19.
Pada Mei itu juga memang dikeluarkan aturan pelarangan mudik karena saat itu adalah masa libur Lebaran. Namun mulai Juni 2020, perlahan pergerakan penumpang mulai tumbuh lagi. Di 19 bandara AP II pada Juni ada 1,1 juta pergerakan penumpang dan Juli 1,5 juta pergerakan.
Akhir Juli 2020, AP II beserta pemangku kepentingan terkait menggagas Safe Travel Campaign, yang hasilnya cukup menggembirakan. Pergerakan penumpang pada 1-10 Agustus meningkat 47 persen dibandingkan dengan periode sama pada Juli. Namun diakuinya bahwa Agustus ini masih belum recovery dan diharapkan bisa kembali tumbuh mulai akhir tahun 2020.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Operasi Citilink Indonesia, Capt Erlangga Sakti mengatakan, pihaknya memastikan protokol kesehatan yang sangat ketat, termasuk di lini operasi, dalam masa pandemi global Covid-19 ini. “Agar masyarakat tak takut lagi untuk terbang menggunakan jasa transportasi udara dengan aman dan nyaman serta mengikuti protokol kesehatan.”
Di samping itu, kata Erlangga, pihaknya ingin memberikan suatu layanan terbaik bagi masyarakat dengan pengembangan layanan Citilnk. Berbagai metode dilakukan secara digital, yang intinya touchless, sehingga masyarakat mudah mengakses layanannya menggunakan smartphone.
Citilink juga sudah mulai menambah rute dan frekuensi penerbangannya. Saat ini sudah terbang untuk 57 rute ke 36 destinasi dengan 160-162 penerbangan per hari. “Kita juga ada rute-rute baru, yang tentunya untuk menambah kepercayaan masyarakat menggunakan jasa transportasi udara,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Penerbangan Kargo INACA (asosiasi perusahaan penerbangan nasional), M Ridwan manambahkan, penerbangan itu aman, tinggal seluruh pemangku kepentingan terkait menjaga SOP, khususnya dalam melaksanakan protokol kesehatan. “INACA pun selalu mendukung, terutama buat perekonomian kita.”