Program pengembangan Bandara Jenderal Besar Soedirman di Purbalingga, Jawa Tengah telah miliki peningkatan tahap. Progres terbaru, konsep desain terminal penumpang pesawat telah disetujui dalam rapat antara Presiden Direktur Angkasa Pura II (AP 2), Muhammad Awaluddin; Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo; Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, dan Komandan Lanud J.B. Soedirman, Letkol Pnb Ari Sulanjana yang digelar 6 Februari lalu di Semarang.
“Secara umum, Gubernur Jawa Tengah dan Bupati Purbalingga telah sepakat dengan desain yang diusulkan PT Angkasa Pura II karena mengadopsi budaya Purbalingga dan Jawa Tengah,” ujar Awaluddin, Jum’at (7/2/2020).
Awaluddin mengatakan, konsep desain terminal Bandara Jenderal Besar Soedirman terinspirasi Gunung Slamet dan Sungai Serayu.
“Gunung Slamet adalah gunung yang mempersatukan Kabupaten Purbalingga dengan kabupaten di sekitarnya. Sementara itu, Sungai Serayu bagi masyarakat Banyumas memiliki makna sangat penting yang terkait dengan alam semesta,” ucap dia.
Awaluddin menerangkan, di gedung terminal penumpang, Gunung Slamet ditransformasikan menjadi bentuk atap Joglo di tengah. Sementara itu Sungai Serayu ditransformasikan menjadi bentuk lengkung sebagai atap di sisi kiri dan kanan. Kami menyebut keseluruhan konsep desain ini sebagai Dynamic meet Geometric.
Terminal juga mengadopsi warna tembaga pada pagar pendopo khas Purbalingga, serta warna natural dari kondisi alam Purbalingga.
Selain itu, interior terminal diperkaya dengan ornamen ukiran khas purbalingga, motif Batik Gowa Lawa, serta kerajinan Wayang Suket.
“Tidak lupa, konsep interior mengusung bentuk tandu yang diadaptasi menjadi geometris. Kita tahu, bahwa tandu adalah simbol daya juang Jenderal Besar Soedirman yang pantang menyerah saat bergerilya,” ujar dia.
Bandara Jenderal Besar Soedirman akan membuka akses transportasi udara di lima daerah, yakni Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen.
Terminal penumpang bandara ini nantinya memiliki luas 1.353 meter persegi. Terdiri dari lobby keberangkatan baggage pick-up dan break-down, commercial zone, office zone, musholla, toilet, boarding lounge, area security check point, baggage claim, dan service zone. Kapasitas terminal dapat menampung sekitar 200.000 penumpang pesawat setiap tahunnya.
Per 2 Februari 2020, konstruksi pembangunan sisi udara ditargetkan mencapai 21,67%. Namun ternyata realisasi saat ini justru lebih tinggi, yakni hingga 44,85%.
Pembangunan di sisi udara itu adalah proyek runway berukuran 1.600 x 30 meter (progres konstruksi 52,73%), lalu apron domestik berukuran 69×103 meter dan taxiway berukuran 25×110 meter (progres 39,42%), serta apron dan taxiway TNI AU (progres 44,23%).
Awaluddin mengatakan, AP 2 memang mempercepat pembangunan runway untuk melayani pesawat ATR 72 dan sejenisnya agar bandara sudah bisa digunakan untuk melayani penumpang pada periode Angkutan Lebaran 2020.
“Runway akan selesai supaya Bandara Jenderal Besar Soedirman bisa beroperasi secara terbatas untuk Angkutan Lebaran 2020, dengan memanfaatkan gedung terminal dan landasan udara yang saat ini sudah ada.”