Melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU), direncanakan pembangunan Bandara Kediri di Jawa Timur akan dimulai April 2020. Seluruh biaya pembangunannya akan didanai oleh Gudang Garam.
Terkait peran pemerintah dalam pembangunan bandara tersebut, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut B Pandjaitan mengatakan, pemerintah akan membantu dalam proses perizinan serta mengelola bandaranya melalui Angkasa Pura I.
“Proses izin segala macam pesawat terbang naik turun itu kan di Kementerian Perhubungan,” ujar Luhut di kantornya, Seperti dikutip Kompas.com, Jum’at (17/1/2020).
Dalam rapat koordinasi terkait rencana pembangunan Bandara Kediri, Luhut menyebutkan, persoalan lahan hanya tersisa seluas 1 hektare saja yang belum dibebaskan. Namun, secara keseluruhan, penetapan lokasi dan desainnya sudah matang.
“Jadi Bandara Kediri saya kira hampir tuntas. Mengenai AP 1 sudah selesai, kemudian mengenai jalan udah selesai. Masih ada bidang tanah seluas satu hektare, sekian persen dari semua, tapi itu juga akan kita ganti. Jadi mereka disiapkan di tempat lain nilai lebih baik dari nilai yang sekarang ini,” kata dia.
Dengan menjadi pembiaya pembangunan, Gudang Garam berharap Bandara Kediri yang telah berstatus nasional tersebut bisa menjadi internasional. Namun demikian, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi menjelaskan bahwa jika keinginan bandara berstatus internasional akan berdampak terhadap pertahanan.
“Jadi gini, kita itu lagi mau mengkonsolisdasikan mana saja bandara yang untuk internasional. Kalau semua jadi internasional, hub-nya bukan Jakarta, jadi Singapura. Dan ini juga bermasalah berkaitan dengan pertahanan (dan banyak hal. Lazimnya nggak begitu banyak sih, nggak asal-asal. Apalagi di Juanda kan dekat sekali. Jadi saya nggak rekemondasi jadi international airport,” terang Budi.
Dalam kesempatan yang sama, anak usaha Gudang Garam, PT Surya Dhoho Investama (PT SDI), memperkirakan pembangunan bandara tersebut akan mengeluarkan kocek sebanyak Rp6triliun.
“Kalau itu finalisasi. Yang bisa saya katakan range-nya. Tanah saja Rp3triliun ya, plus (pembangunan) bandara bisa Rp3triliun minimal. Tapi masih dibahas,” tutur Direktur Utama PT SDI, Susanto Widyatmoko.
Dia juga mengkonfirmasi bahwa skema KPBU pembangunan Bandara Kediri dana keseluruhannya berasal dari Gudang Garam.
“Sudah berproses, ini KPBU khusus. Kalau umum, misal tanah pemerintah, tapi infrastruktur swasta. Ini 100 persen swasta semua. Proses KPBU seperti ini pertama kalinya kayaknya. Karena 100 persen swasta,” tandasnya.