GMF Butuh Dana 150 Juta Dollar AS

PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk (GMF, kode emiten: GMFI) nembutuhkan modal yang cukup besar untuk mendanai pengembangan bisnisnya. Maka tahun 2018, GMFI membutuhkan dana sampai 150 juta dollar AS untuk investasi.

Demikian disampaikan Direktur Utama GMFI Iwan Joeniarto, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Garuda City Center Bandara Internasional Soekarno Hatta, Tangerang, Senin (30/4/2018). Maka pada RUPST pertama ini, GMF hanya membagikan dividen lebih dari 10 juta dollar AS atau 20 persen dari laba bersih karena mempertimbangkan kebutuhan perseroan untuk investasi.

Tahun 2018, GMF menargetkan pertumbuhan investasi hampir 400 persen dari realisasi investasi tahun 2017. Iwan mengatakan, pihaknya mengharapkan dana masuk 150 juta dollar AS. Dana tersebut akan digunakan untuk sejumlah program organik dan inorganik demi meningkatkan kapasitas dan kapabilitas perusahaan.

“Investasi itu antara lain untuk meningkatkan kapabilitas perawatan engine dan komponen, juga menambah kapasitas spare part untuk memudahkan customers,” ujar Iwan.

GMF juga akan merealisasikan pembangunan hanggar di Batam dan Australia, juga di Korea Selatan dan Timur Tengah. “MRO di Batam masih dalam proses pembicaraan dan kajian. Setidaknya bisa mendapatkan kemudahan berinvestasi karena ini investasi yang besar dan jangka panjang,” tutur Iwan.

Pasar perawatan pesawat terbang domestik saat ini memang masih belum bisa didominasi perusahaan MRO (maintenance repair overhaul) dalam negeri. Baru 51 persen pasar itu diraih MRO dalan negeri, termasuk 17 persen diraup oleh MRO di luar GMF, sementara sisanya, 49 persen, masih diambil oleh MRO negara lain.

Market share GMF masih 34 persen untuk pasar domestik dengan nilai 374 juta dollar AS dan hanya 2 persen di pasar regional pada tahun 2017. “Kami akan menaikkan market share tersebut dengan menambah 20 persen lagi untuk pasar domestik. Karena tak mungkin bisa meraih seluruh market share itu,” ungkap Iwan.