Frekuensi Terbang Garuda Merosot 40%, Keuangan Terganggu

Dengan adanya pandemi global virus Corona (Covid-19), Garuda Indonesia mengakui bahwa telah terjadi penurunan frekuensi terbang sebesar 40 persen. Hal ini diungkapkan Direktur Utama maskapai pelat merah tersebut, Irfan Setiaputra.

Irfan menegaskan bahwa maskapai yang ia pimpin masih tetap menerbangkan armada di tengah kondisi sulit yang sedang berlangsung ini. Baginya, selama tidak ada pembatasan rute penerbangan dan mendapatkan izin dari otoritas terkait, Garuda akan tetap mengangkasa.

“(Garuda) masih beroperasi. Kalau untuk rute, selama boleh mendarat dan terbang, kita jalan terus,” tutur Irfan, seperti dikutip Medcom.id, Kamis (2/4/2020).

Dipaparkan Irfan, memang terjadi penurunan frekuensi di masa pandemi covid-19. Misalnya rute Jakarta ke Surabaya yang setiap hari ada enam penerbangan menjadi empat penerbangan. Namun demikian, Irfan menyebutkan bahwa terkadang ada kenaikan, meski sangat dinamis.

“Penurunan frekuensinya 40 persen,” aku Irfan.

Baca Juga:

Penumpang Sepi, Garuda Indonesia Kandangkan 30 Armada

Dipukul Covid-19, Penumpang Pesawat di Bandara AP 2 Anjlok 4,84%

Disebutkan Irfan, penurunan frekuensi tersebut berpengaruh terhadap kondisi keuangan Garuda. Sayangnya, dia tidak bersedia menggambarkan kondisi keuangan maskapai lebih jauh lagi.

Dia juga enggan membahas soal kebutuhan suntikan dana dari pemerintah untuk perseroan sebagai stimulus agar tidak kolap karena ditinggal penumpang.

Irfan mengatakan, saat ini Garuda mencoba untuk terus melakukan upaya semaksimal mungkin untuk menjaga keberlangsungan bisnisnya.

“Kita lakukan yang bisa kita lakukan dulu ya,” ungkapnya.

Terkait dengan teknis layanan di dalam penerbangan selama masa pandemi Covid-19, manajemen menerapkan konsep jarak fisik antarpenumpang. Irfan menyebutkan bahwa Garuda Indonesia membuat kebijakan pengaturan tempat duduk bagi para penumpang agar tidak bersebelahan dan berdekatan dengan penumpang lainnya.

Selain itu, awak pesawat juga dilengkapi dengan alat pelindung diri (APD) seperti masker dan sarung tangan.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan bahwa apabila nantinya maskapai pelat merah tersebut merugi di tengah situasi sulit ini, maka tidak akan dipermasalahkan.