Finnair memulai strategi bisnis barunya. Maskapai Finlandia ini akan mensubkontrakkan awak kabinnya pada rute penerbangan jarak jauhnya. Langkah ini merupakan salah satu bagian dari perombakan startegi perusahaan dan pengurangan biaya operasional.
Strategi baru Finnair ini diambil sebagai langkah antisipasi bisnis akibat perang Rusia – Ukraina yang tak kunjung usai. Perang telah menutup wilayah udara Rusia yang sebelumnnya dipergunakan Finnair sebagai jalur penerbangan ke Asia. Penutupan ruang udara ini menjadikan Finnair harus mencari jalur penerbangan lain yang lebih jauh 30-4- persen. Maskapai pun harus membakar lebih banyak bahan bakar yang harganya pun sudah meningkat tajam. Hal inilah yang memaksa Finnair harus mengubah strategi bisnisnya, antara lain dengan mengalihdayakan hubungan kerjasama dengan awak kabin.
Selama bertahun-tahun, Finnair telah memfokuskan jaringan jarak jauhnya di Asia dengan menggunakan posisi geografis pangkalan Helsinki untuk menyediakan penerbangan penghubung antara wilayah tersebut dan Eropa. Tetapi strategi itu mendapat tekanan, akibat pandemi Covid dan kemudian penutupan wilayah udara Rusia.
Rencananya negosiasi dengan awak kabin akan dimulai 23 November ini. Pekerja sub kontrak tambahan disebutkan akan mulai masuk akhir tahun ini. Finnair mempekerjakan sekitar 1.750 awak kabin di Finlandia. Maskapai penerbangan berbendera Finlandia – yang sahamnya 55,9 persen dimiliki pemerintah ini – sudah mengalihdayakan layanan kabin untuk rute Singapura, Hong Kong, dan India, serta untuk rute ke Doha, Qatar, dari Stockholm dan Kopenhagen. Outsourcing tambahan kepada mitra eksternal akan melibatkan awak kabin yang bekerja pada rute maskapai ke dan dari Thailand dan AS.
“Target kami adalah terus mencari solusi penghematan bersama dengan awak kabin kami,” kata CEO Finnair Topi Manner. “Kami sekarang membutuhkan kemauan yang tulus dari para negosiator untuk menemukan solusi yang akan memungkinkan kami untuk melanjutkan layanan penerbangan dengan awak kabin kami sendiri dan menghindari redundansi.” Jika direalisasikan, rencana subkontrak dapat mengurangi hingga 450 pekerja di layanan in-flight Finnair. Demikian kata Finnar mengkonfirmasi.
Finnair harus memangkas biaya sekitar 15 persen dibandingkan tahun 2019 untuk memulihkan daya saing di semua pasar. Perombakan strategi ini juga termasuk mengurangi jumlah pesawat hingga 80 unit pada jaringan rute yang direvisi. Pada kuartal keempat tahun ini, Finnair akan mengerahkan sekitar 80 persen kapasitas untuk operasionalnya. Namun semua itu masih tergantung dari negosiasi perjanjian sewa pesawat.