Masa arus mudik dan balik Lebaran 2022 sudah usai. Masyarakat memang antusias melakukan perjalanan pada masa libur itu pada tahun ini. Apalagi setelah dua tahun pemerintah menyampaikan pelarangan mudik, sekarang memperbolehkannya.
“Penanganan arus lalu lintas yang kita lakukan menggunakan referensi yang didasari tiga kali survei dari Kementerian Perhubungan. Survei terakhir menyebutkan bahwa potensi pergerakan orang bisa mencapai 85 juta dengan lima moda transportasi,” ujar Budi Setiyadi, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan dalam jumpa pers virtual, Selasa (17/5/2022).

Hasil survei itu ternyata tak meleset jauh. Masyarakat melakukan perjalanan dan kendaraan pribadi mendominasi dengan jumlah sekitar 6,7 juta unit, disusul sepeda motor dan bus.
Catatan penting dalam arus mudik itu, kata Budi, perlu perhatian pada arus kendaraan di tol Jakarta-Cikampek sampai Cirebon. “Menggunakan jalan tol dianggap lebih cepat dari pada non-tol pada perjalanan mudik. Sampai Cikampek kendaraan mulai terurai, ada yang ke arah Bandung. Kemudian di Cirebon Ada yang keluar ke kota-kota di Jawa Tengah dan yang terus di tol. Tol selanjutnya lebih lancar.”
Di samping jalan tol, tempat istirahat (rest area) juga jadi perhatian. Kepadatan memang kerap terjadi, sampai mengganggu kendaraan di tol. Maka ada wacana untuk membangun rest area yang lebih besar, khususnya untuk digunakan saat arus mudik Lebaran.
“Ada lahan luas sekitar 10 hektare milik BUMN di km 66. Nanti akan dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait untuk memanfaatkannya. Diharapkan tahun 2023 bisa digunakan,” ungkap Budi.
Hal yang sebelumnya luput dari perhatian adalah arus mudik dari Jawa ke Sumatera. Dengan adanya jalan tol dari Lampung ke Palembang, sampai ke Belitung, masyarakat banyak yang melakukan perjalanan darat, naik sampai 17% dibandingkan tahun 2019. Karena itulah terjadi kepadatan di moda penyeberangan, yang akhirnya bisa ditangani dengan penambahan dermaga.

“Kami dari Pemerintah; Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, dan Kepolisian, sudah melakukan persiapan dari Januari 2022, juga melakukan kunjungan ke beberapa moda simpul transportasi. Namum secara umum dalam penanganan ini masih ada beberapa kekurangan,” tutur Budi.
Disampaikannya, “Apa yang jadi kekurangan akan menjadi mitigasi tahun 2023. Jika ada yang belum maksimal dan terlayani dengan baik, kami meminta maaf, khususnya di sektor kendaraan darat. Ke depan, kita akan melakukan manajemen yang selamat, aman, nyaman, dan bahagia, untuk semuanya.”
Foto: BKIP Perhubungan