Era Revolusi Industri 4.0, Badan Litbang Perhubungan Harus Lahirkan Inovasi

Dalam menghadapi berbagai tantangan di bidang transportasi di era Revolusi Industri 4.0 ini, Kementerian Perhubungan melalui Badan Litbang Perhubungan harus dapat melahirkan inovasi-inovasi, sehingga daya saing ekonomi Indonesia tidak tertinggal dengan negara lainnya.

Demikian bunyi pidato sambutan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi dalam Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Badan Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Perhubungan yang dibacakan Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Djoko Sasono, Selasa (19/2/2019).

Disebutkan juga, kolaborasi adalah kunci suksesnya terciptanya inovasi. Bukan hanya di tataran pemerintah pusat, namun bersinergi juga dengan pemerintah daerah sebagai ujung tombak perwujudan transportasi yang aksesibel menjadi sangat penting.

“Pada rencana pembangunan jangka panjang nasional 2005-2025 di bidang transportasi, era Rovolusi Industri 4.0 harus mengintegrasikan dunia fisik dan digital untuk mendukung penyediaan transportasi yang berkeselamatan, pelayanan transportasi massal, sistem logistik nasional, integrasi transportasi serta pembangunan ekonomi yang berkelanjutan,” sebut Djoko.

Disebutkan Djoko, Menhub sangat mengharapkan dukungan Kemenristekdikti kepada Badan Litbang Perhubungan untuk dapat menghasilkan berbagai inovasi di bidang transportasi.

“Inovasi yang dihasilkan nanti jangan hanya menjadi buku tebal (prototipe) yang tidak dapat dimanfaatkan. Seluruh hasil inovasi harus menjadi rekomendasi kebijakan. Badan Litbang Perhubungan dalam menyusun penelitian dan pengembangan juga harus memperhatikan kebutuhan pengembangan transportasi di daerah,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, dalam keynote speech Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir yang dibacakan Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe, ditekankan bahwa Iptek dan inovasi merupakan aspek utama dalam membangun suatu bangsa.

Dengan penguasaan dan penerapan iptek dan inovasi, maka suatu bangsa dapat mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien. Pada akhirnya memberikan kontribusi yang sangat signifikan terhadap perekonomian nasional.

Disebutkan Jumain, persoalan pokok yang menjadi tantangan dari lembaga litbang saat ini adalah kenyataan bahwa iptek belum mampu dirasakan memberikan kontribusi nyata yang signifikan terhadap masyarakat dan agenda pembangunan nasional.

“Kegiatan litbang yang hanya untuk memenuhi keinginan akademik saja perlu diubah orientasinya untuk mengutamakan kegiatan penelitian pengembangan untuk menghasilkan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan riil,” sebutnya.

Dalam merevitalisasi Badan Litbang Perhubungan, lanjutnya, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu angenda kunci. Salah satu faktor rendahnya kualitas litbang adalah masih kurangnya kapasitas dan kompetensi SDM peneliti itu sendiri.

“Para peneliti adalah aset terbesar yang dimiliki lembaga litbang. Dengan demikian, lembaga litbang dituntut untuk mengembangkan SDM yang adaptif, responsif dan andal untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0,” tutupnya.

Dalam pidato sambutannya, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan, Sugihardjo mengatakan, Rakornis ini ditujukan untuk memperkuat peran Badan Litbang di era yang penuh tantangan ke depannya.

“Untuk bisa menguatkan perannya, Badan Litbang perlu mendapatkan input, apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, ekspektasi dari seluruh stakeholder, baik itu internal maupun eksternal,” ungkapnya.

Melalui rapat ini, ia berharap lembaga yang ia pimpin mampu merumuskan arah revitalisasi yang tepat dan sesuai dengan tantangan ke depan.

“Jadi litbang tidak lagi hanya dari sisi software, kebijakan atau analisa penelitian, tapi kita juga masuk kepada inovasi-inovasi dan karya-karya yang terkait dengan hardware,” tandasnya.