DPP Organda menilai masalah yang cukup mendesak saat ini adalah agar pemerintah secepatnya membuat blue print pengembangan transportasi di berbagai moda dan skenario penyelenggaraannya. Hal tersebut diungkapkan Sekjen DPP Organda, Ateng Aryono dalam pernyataan persnya, Senin (13/5/2019).
Menurut Ateng, integrasi antarmoda dibutuhkan agar semua moda dapat terkoneksi dan saling melengkapi. Skenario integrasi dan koneksi diberlakukan secara nasional serta dilaksanakan dengan sistematis dan terencana.
Dia mengatakan, skenario dibutuhkan agar pemerintah jangan takut gagal atau tidak cocok dalam menerapkan skenario.
“Minimal bisa jadi pedoman pengambilan kebijakan, termasuk bagaimana skenario modal share antarmoda. Artinya kesan predatory atas nama kemajuan jaman tidak perlu jadi justifikasi lagi” ujarnya.
Ateng menyebutkan, saat ini DPP Organda lebih memfokuskan pada dinamika pembangunan infrastruktur angkutan umum, karena memerlukan integrasi yang baik untuk memudahkan perpindahan barang dan penumpang.
Ateng menilai kegagalan pemerintah saat ini dalam menyediakan angkutan umum yang baik, ditandai dengan turunnya kualitas layanan angkutan umum dan penurunan jumlah penumpang. Ditambah lagi kebijakan penyediaan angkutan massal yang cenderung mengesampingkan peran angkutan umum yang ada saat ini.
Menurutnya hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah karena tidak bisa dihindari bahwa angkutan umum masih dibutuhkan dan masih memiliki potensi untuk dikembangkan.
Dengan kata lain DPP Organda berharap kepada pemerintah agar dapat memberikan gambaran besar yang menyeluruh tentang langkah-langkah untuk perbaikan transportasi publik.
Di samping itu, DPP Organda menyambut baik pembangunan moda baru sperti MRT dan LRT. Namun demikian, skenario lanjutan untuk menyelaraskan dengan angkutan umum yang ada saat ini mutlak diperlukan.
“Model ini (LRM dan MRT) baru dinikmati sebagian masyarakat Jadetabek dan fenomena ini menguatkan keberadaan blue print pengembangan penyelenggaraan transportasi terintegrasi sangat diperlukan secara nasional,” tutupnya.