Dirjen Perhubungan Udara Polana B. Pramesti, pada Jum’at (1/2/2019) pagi mengungkapkan bahwa institusi yang ia pimpin akan melakukan sejumlah pekerjaan di tahun ini. Salah satunya melanjutkan pembangunan lima bandara sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2014-2019.
Kelima bandara tersebut adalah Siau, Tambelan, Muara Teweh, Buntu Kunik dan Pantar.
Dia juga menyebutkan, Ditjen Perhubungan Udara telah menetapkan sejumlah bandara penunjang Kawasan Industri dan ekonomi khusus di beberapa wilayah Indonesia.
Bandara Kualanamu, Bandara Mutiara, Bandara Haluoleo, Bandara Bintuni, Bandara Babo, Bandara Sultan Hasanuddin dan Bandara Morowali ditetapkan untuk meningkatkan nilai tambah di sejumlah kawasan industri.
Sedangkan Bandara Sangata, Bandara DEO Sorong, Bandara Sam Ratulangi, Bandara Malikussaleh, Bandara Raja H. Fisabilillah dan Bandara S.M. Badaruddin ditetapkan untuk menunjang Kawasan Ekonomi Khusus.
Ditjen Perhubungan Udara juga menetapkan beberapa bandara sebagai penunjang pembangunan daerah afirmasi yang dibagi dalam tiga kategori, yakni aksesibilitas daerah perbatasan di 24 lokasi, aksesibilitas daerah terisolir di 30 lokasi dan aksesibilitas daerah penanganan bencana di 35 lokasi.
Beberapa bandara juga ditetapkan sebagai penunjang destinasi wisata nasional, yang terbagi dalam tiga kawasan.
Untuk kawasan ekonomi khusus pariwisata di dukung Bandara Soekarno Hatta dan Bandara Morotai. Kawasan Strategis Pariwisata Nasional ditunjang Bandara Silangit, Bandara Hanadjoedin, Bandara Sibisa, Bandara Adisucipto, Bandara Djuanda, Bandara Lombok, Bandara Labuan Bajo, Bandara Pongtiku, dan Bandara Matohara. Sementara Kawasan ketiga disokong Bandara Blimbing Sari, Bandara Marinda dan Bandara Wamena.
“Pariwisata merupakan salah satu andalan Pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional. Untuk itu kami akan senantiasa mendukungnya lewat suatu sistim transportasi udara yang selamat, aman dan nyaman,” kata Polana.
Tahun ini, Tanah Merah menjadi korwil terbaru Program jembatan udara Ditjen Perhubungan Udara. Sebelumnya, pada 2018 telah terdapat lima korwil, yakni Timika, Wamena, Dekai, Masamba dan Tarakan.
“Program Jembatan Udara yang sudah dilaksanakan sejak tahun 2017 lalu, ternyata berhasil menurunkan disparitas harga di daerah yang dilayani. Program ini telah memberikan dampak signifikan terhadap penurunan harga rata-rata 5 bahan pokok sebesar 57,21%,” ucap dia.
Untuk itu, lanjutnya, kami akan memperluas cakupan wilayahnya ke daerah terpencil dan daerah tertinggal atau daerah yang belum terlayani oleh moda transportasi lain.
Polana juga memaparkan beberapa program yang akan dilakukan instansi yang ia pimpin selama tahun 2019 ini. Disebutkannya, pada tahun ini Ditjen Perhubungan Udara akan tetap berfokus pada peningkatan keselamatan dan keamanan transportasi udara, serta peningkatan kapasitas layanan di beberapa lokasi.
Untuk peningkatan kapasitas layanan, tahun ini akan dilakukan perpanjangan runway di 9 lokasi. Akan dilakukan juga pembangunan dan pengembangan terminal di 29 lokasi.