Perusahaan maskapai penerbangan asal Singapura, Singapore Airlines (SIA) Limited akan menawarkan kepada semua pemegang saham ekuitas baru senilai 5,3 miliar Dolar Singapura dan akan meningkatkan ekuitas hingga sebesar 9,7 miliar Dolar Singapura melalui Obligasi Konversi selama 10 tahun.
Keduanya akan ditawarkan secara pro-rata melalui penawaran umum terbatas (rights issue), dan kedua penerbitan akan diperlakukan sebagai ekuitas dalam neraca perusahaan. Dana hasil rights issue akan digunakan untuk mendanai kebutuhan modal dan pengeluaran operasional.
Selain itu, SIA juga telah mengatur fasilitas pinjaman jangka pendek senilai 4 miliar Dolar Singapura dengan DBS Bank, guna mendukung persyaratan likuiditas jangka pendek perusahaan.
Pemegang saham terbesar SIA, Temasek Holdings, akan mendukung resolusi ini dan membeli penuh sesuai hak yang dimiliki serta sisa yang masih ada dari kedua penerbitan tersebut.
“Ini adalah saat yang tidak biasa bagi SIA Group. Sejak awal penyebaran wabah Covid-19, permintaan penumpang telah menurun secara drastis ditengah penutupan perbatasan yang belum pernah terjadi sebelumnya di seluruh dunia. Kami bergerak cepat untuk mengurangi kapasitas dan menerapkan langkah-langkah pengurangan biaya,” ungkap Chairman SIA, Peter Seah, Jum’at (27/3/2020).
Baca Juga:
Langkah Ekstrem SIA Cegah Covid-19, Gerus 96% Penerbangan dan Kandangkan Armada
Grup Cathay Pacific Kurangi Kapasitas Penumpang Hingga 96 Persen
Seah menyebutkan, jajaran Dewan Pengurus SIA yakin bahwa paket pendanaan baru ini akan bisa membuat SIA memiliki dana tambahan untuk menghadapi krisis.
Dia mengatakan, sebagian karyawan terpaksa dirumahkan atau harus mengambil cuti tanpa dibayar karena kondisi sulit yang sedang dihadapi perusahaan.
“Saya berbesar hati melihat staf kami melakukan segalanya yang mereka bisa, dalam masa-masa paling sulit ini, untuk memberi dukungan kepada para pelanggan dan mempertahankan operasional. Kami juga bekerja dengan berbagai pihak agar memungkinkan bagi staf kami yang sedang dalam cuti tanpa gaji agar memiliki peluang untuk memperoleh pendapatan lainnya,” kata dia.
Sementara itu, CEO Temasek International, Dilhan Pillay Sandrasegara mengungkapkan, dampak Covid-19 pada industri perjalanan global belum pernah terjadi sebelumnya. SIA mengalami pertumbuhan yang kuat sebelum pandemi ini terjadi dan juga telah berkomitmen untuk memperbarui armada sebagai bagian dari perjalanan transformasinya.
“Transaksi ini tidak hanya akan membantu SIA dalam mengatasi tantangan likuiditas keuangan jangka pendek, tetapi juga akan memposisikan SIA untuk pertumbuhan di luar masa pandemi ini.”
“Kami sepenuhnya mendukung rencana transformasi SIA, termasuk modernisasi armadanya. Pengiriman pesawat generasi baru selama beberapa tahun ke depan akan memberikan efisiensi bahan bakar yang lebih baik serta memenuhi strategi ekspansi kapasitasnya.”
Sektor penerbangan adalah pilar utama ekonomi Singapura, mendukung lebih dari 12 persen Produk Domestik Bruto (PDB) negara tersebut dan menyediakan 375.000 lahan pekerjaan.