Dikemas Setara Bandara, Lima Pelabuhan Percontohan Berjalan Bertahap

Proyek percontohan (pilot project) di beberapa pelabuhan untuk pengembangkan digitalisasi tiket mulai berjalan setahap demi setahap. Proyek Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan yang sudah dimulai sejak tahun 2018 ini dikembangkan mengacu pada sistem keamanan dan keselamatan di bandar udara.

“Proyek percontohan ini sudah terlihat manfaatnya. Tak ada lagi penumpukan penumpang di pelabuhan karena penumpukan ini yang rentan pada aspek keamanan di pelabuhan. Sebelum masuk pelabuhan, sudah ada pencegahan agar tak ada penumpukan penumpang,” ujar Chairul Andrian, Kasie Pelayanan Jasa dan Tarif Kepelabuhanan Direktorat Kepelabuhanan, usai menjadi pembicara dalam Bimbingan Teknis Keselamatan Pelayaran Tahun Anggaran 2019 Periode IV di Ternate, Selasa (6/8/2019).

Program proyek percontohan di lima pelabuhan, yakni Kaliadem, Tanjung Pinang, Bau-bau, Sumenep, Tarakan, dan Ambon, itu memang untuk menata lingkungan pelabuhan sekaligus membenahi transportasi laut. Tujuannya untuk mewujudkan lingkungan pelabuhan menjadi lebih steril dan lebih aman. Ujungnya adalah semakin menjamin kualitas pelayaran yang aman, nyaman, dan selamat.

Menurut Chairul, efek dari digitalisasi tiket atau e-ticket tersebut pelayanan di pelabuhan harus terus ditingkatkan. “Kalau ada keterlambatan atau penundaan keberangkatan kapal seharusnya ada kompensasi. Bentuk kompensasinya seperti apa, ini diserahkan pada operator,” tuturnya. Dia pun menekankan bahwa dalam aturannya, di pelabuhan itu harus ada layanan atau penumpang harus diberi layanan yang sebaik-baiknya.

Pada kesempatan lain, Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT Pelni (Persero), Yahya Kuncoro mengatakan, pelayaran kapal-kapal Pelni yang panjang, sampai saat ini memang masih ada keterlambatan. “Di tengah-tengah atau pada persinggahan memang masih ada keterlambatan, tapi dari port awal dan port ujung biasanya tepat waktu,” ucapnya.

Untuk mengatasi itu, kata Chairul, komunikasi antara pengelola pelabuhan dan operator pelayaran harus terus ditingkatkan. “Kalau ada keterlambatan kedatangan kapal, penumpang bisa dihubungi lebih dini agar tak terjadi penumpukan di pelabuhan. Untuk mencapai layanan yang baik ini, sampai sekarang kita masih proses.”

Foto: Humas Ditjen Hubla