Didukung Sejumlah Kementerian, API Banyuwangi Selesaikan Studi Kelayakan Seaplane Tahun Ini

Direktur API Banyuwangi, Genny Luhung Prasojo

Akademi Penerbang Indonesia (API) Banyuwangi bergerak cepat untuk menyelesaikan studi kelayakan (feasibility study) dalam rangka mencetak penerbang pesawat amfibi (seaplane) untuk pertama kalinya di Indonesia. Langkah yang dilakukan sekolah penerbang pelat merah ini diklaim telah mendapat dukungan dari sejumlah kementerian.

Dalam sebuah acara yang digelar API Banyuwangi di Jakarta, Direktur API Banyuwangi, Genny Luhung Prasojo menjelaskan Kepada IndoAviation bahwa langkah yang dilakukannya ini merupakan penyesuaian dari UU No. 1 tahun 2009 dan program peningkatan pelayanan kawasan strategis pariwisata nasional yang diturunkan kepada Menteri Perhubungan.

“Kami sebagai unit pelaksana teknis di bidang penyedia SDM penerbang di bawah BPSDM Perhubungan tentu memiliki peran dalam ekosistem, yaitu penyediaan SDM penerbang yang berkualifikasi seaplane atau amphibious water based. Dari regulator sudah mendukung dan disambut baik oleh kementerian lain. Kalau untuk kajiannya, tahun ini selesai,” tutur Genny saat acara Workshop Seaplane Water Based, Kamis (14/11/2019).

Dia mengatakan bahwa sudah waktunya Indonesia mempunyai sumber daya manusia (SDM) yang profesional sebagai penerbang seaplane. Tentu saja, menurutnya hal ini juga perlu didukung dari segi regulasi, operator, pusat perawatan pesawat dan pihak lainnya dalam ekosistem ini.

“Kami penyelenggara acara ini. Kami juga sebagai inisiator, kami memposisikan diri sebagai penyedia SDM (pilot seaplane). Kami bukan sebagai operatornya, kami sebagai fungsi pelaksana pendidikan dan pelatihan penerbang yang berkualifikasi seaplane,” ungkap Genny.

Dia mengatakan, Sejak merdeka hingga kini, Indonesia belum memiliki regulasi pendidikan pilot seaplane. Padahal negara ini merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan sangat cocok untuk dijadikan moda transportasi alternatif yang familiar.

“Regulasi pendidikan seaplane di Indonesia belum ada, satupun belum ada. Selama negara Indonesia ini berdiri belum ada lembaga pendidikan yang meluluskan pilot-pilot berkualifikasi seaplane. Kenapa Indonesia yang negara kepulauan kok selama ini enggak menghasilkan SDM pilot kualifikasi seaplane,” terangnya.

Untuk itu, dalam waktu dekat pihaknya akan bertandang ke Australia untuk mempelajari lebih lanjut tentang pendidikan seaplane. API Banyuwangi juga menyebutkan bahwa mereka akan bekerja sama dengan Sydney Seaplanes, salah satu operator seaplane di Sydney yang berbasis di Bandara Air Rose Bay (RSE).

“Rencananya ke depan, kita (API Banyuwangi) bekerjasama dengan Australia (Sydney Seaplanes), karena negara tetangga yang terdekat (yang mengoperasikan seaplane),” kata dia.

Genny menargetkan API Banyuwangi akan memiliki siswa penerbang seaplane gelombang pertama pada tahun 2021.

“Target untuk siswa batch pertama penerbang seaplane ini paling tahun 2021. Karena kan harus dipersiapkan semuanya, pesawatnya, instrukturnya, teknisinya. Kita kirim pesawatnya ke Sydney untuk dipasangkan float kit sekalian kirim juga instrukturnya dan teknisinya,” tandasnya.