Pesawat berbadan lebar mulai beroperasi di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) yang berlokasi di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Maskapai penerbangan yang merintis pengoperasian pesawat jenis tersebut di bandara ini adalah Garuda Indonesia dengan armada Airbus A330-200.
Garuda menggunakan pesawat itu untuk melayani rute dari Bandara Internasional Soekarno Hatta (CGK) di Cengkareng menuju YIA, dan kembali ke CGK.
“Garuda menggunakan pesawat berbadan lebar untuk penerbangan berjadwal tiap Jumat dan Minggu,” kata GM Angkasa Pura I (AP I) cabang YIA, Agus Pandu Purnama dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (5/10/2019).
Bandara YIA memiliki landasan sepanjang 3.250 meter yang memang dirancang untuk bisa didarati pesawat berbadan lebar, seperti A380, Boeing 747 hingga 777.
Landasan bandara ini juga memiliki kekerasan PCN (pavement classification number) 107. Kualifikasi kekerasan ini memungkinkan pesawat terberat melintas di atasnya. Berbeda dengan bandara lain, seperti Bali dan Soekarno Hatta hanya bisa pesawat terberat dengan batasan muatan.
Dengan beroperasinya pesawat berbadan lebar Garuda Indonesia, AP I meyakini pesawat-pesawat serupa bahkan yang lebih besar dari luar negeri juga bisa beroperasi di YIA dalam waktu dekat. Pandu optimis permintaannya besar. “Penumpang bisa memilih ingin merasakan penerbangan dengan pesawat yang mana,” kata Pandu.
Beroperasinya armada tersebut sekaligus menjadikan jumlah pergerakan pesawat di YIA menjadi 30 penerbangan setiap hari. Penerbangan tersebut dilayani oleh Citilink Indonesia, Batik Air, Lion Air, Airasia Indonesia dan Garuda Indonesia.
Kehadiran armada besar seperti ini memberikan pilihan penerbangan yang lebih banyak kepada pengguna jasa bandara. “Selain itu juga diharapkan mampu ikut mendorong kemajuan pariwisata, khususnya di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah,” kata Pandu.
YIA beroperasi mulai akhir April 2019 lalu. Bandara ini melayani penerbangan pertama pada awal Mei 2019. Kini, okupansi bandara menyentuh angka 2.000 penumpang per hari, melebihi target sebelumnya hanya 600 penumpang.