Dalam 8 Tahun, TNI AU Kehilangan 2 Jet Tempur BAe Hawk 209

Hari ini, Senin, 15 Juni 2020, peristiwa nahas bagi TNI Angkatan Udara (AU) kembali terjadi di Bumi Lancang Kuning. Satu armada jet tempur BAe Hawk 209 dilaporkan jatuh menimpa dua rumah warga di Desa Kubang Jaya Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau sekitar pukul 8.13 WIB.

Dalam insiden kecelakaan udara tersebut, sang penerbang, Lettu Pnb Apriyanto Ismail dikabarkan selamat dari kecelakaan setelah berhasil keluar dari kokpit pesawat menggunakan kursi lontar.

“Tidak ada korban jiwa. (Pesawat) menimpa dua rumah warga yang dalam kondisi kosong. Pilot, Lettu Pnb Apriyanto Ismail sempat eject (keluar dengan kursi lontar pesawat) dan selamat,” terang Kadispenau, Marsma TNI Fajar Adriyanto dalam pernyataan resminya, Senin siang.

Saat ini, TNI AU masih melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab kecelakaan jet tempur kursi tunggal dengan nomor ekor TT-0209 tersebut.

Fajar menjelaskan, kecelakaan terjadi saat pesawat akan mendarat kembali dari latihan rutin terjadwal. Lokasi jatuhnya pesawat sekitar 4 km dari ujung runway 36 Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau.

Pesawat jet tempur latih berkursi tunggal tersebut merupakan armada yang berbasis di Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin. Fajar menyebutkan, pesawat tersebut mengalami rusak berat, sehingga tidak bisa dioperasikan lagi.

Baca Juga:

BAe Hawk 209 Jatuh di Riau, TNI AU: Timpa 2 Rumah Warga

Jatuh di Riau, Jet Tempur Hawk 209 TNI AU Timpa Rumah Warga

Jatuhnya jet tempur pabrikan British Aerospace (BAe) Systems tersebut di Bumi Lancang Kuning merupakan yang kedua kalinya. Sebelumnya, insiden serupa pernah terjadi delapan tahun silam di Kabupaten Kampar, tepatnya pada 16 Oktober 2012.

Sebuah pesawat Hawk 209 milik TNI AU jatuh di sekitar perumahan Pandau Permai, Kabupaten Kampar, Riau sekitar pukul 09.30 WIB.

Saat itu, pesawat buatan Inggris dengan nomor ekor TT-0212 tersebut dipiloti Letda Pnb Reza Yori Prasetyo. Kala itu dia sedang melakukan latihan rutin.

Nasib yang serupa juga, Reza selamat dari insiden nahas itu setelah keluar dari kokpit menggunakan kursi lontar sebelum pesawat jatuh. Tidak ada juga korban jiwa, karena pesawat saat itu jatuh di lahan kosong di tengah permukiman.

Saat itu, Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Pertahanan, Brigjend TNI Hartin Asrind, mengatakan bahwa didugaan pesawat itu jatuh karena faktor mesin.

“Untuk sementara waktu kami menduga ada masalah di mesin,” kata Hartin di Kantor Kemhan, Selasa, 16 Oktober 2012 silam.