Menyusul dikandangkannya 10 unit 737 MAX 8 Lion Air atas kecelakaan fatal penerbangan JT610 yang mengoperasikan jenis pesawat tersebut, pihak maskapai mengakui telah mengalami kerugian. Maskapai pun telah menghitung jumlah kerugian tersebut dan menyampaikannya kepada pihak pabrikan.
“Kita sudah berkomunikasi dengan Boeing terkait lost benefit terhadap pesawat-pesawat yang grounded, kebetulan kami memiliki 10 pesawat. Kami sudah berkomunikasi dengan Boeing dan tanggapan Boeing cukup positif,” ungkap Direktur Pelaksana Grup Lion Air, Daniel Putut Kuncoro Adi, Jum’at (1/11/2019) siang.
Total pesanan pesawat keluarga 737 MAX Grup Lion Air mencapai 222 unit, 11 pesawat jenis 737 MAX 8 telah diterima Lion Air dan satu di antaranya mengalami kecelakaan maut tersebut pada 29 Oktober 2018 di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat. Sementara Thai Lion Air telah menerima satu pesawat jenis 737 MAX 9.
Larangan terbang terhadap pesawat jenis tersebut membuat perusahaan harus tetap mengeluarkan biaya perawatan pesawat tersebut. Di sisi lain, maskapai kehilangan pendapatan dari unit yang dikandangkan itu. Kondisi ini membuat maskapai memutuskan untuk meminta kompensasi kepada pihak pabrikan.

“Kami sudah hitung (kerugian) dan ini sudah kami sampaikan juga ke pihak Boeing. Tapi tidak bisa saya sampaikan di sini, yang bisa saya sampaikan bahwa kita sudah komunikasikan dan pihak pembuat pesawat juga sudah sedemikian baik untuk membantu memberikan kompensasi,” beber Daniel.
Daniel mengatakan, kompensasi tersebut meliputi berbagai macam aspek.
“Mulai dari training, perawatan, termasuk lost dari opportunity, kemudian lost profit, dan yang lainnya. Kompensasinya untuk 737 MAX 8 yang di-grounded yang selama ini kita miliki, termasuk yang kita pesan. Kompensasi itu semuanya, dari sisi operasional, maintenance, finance,” terang dia.
Daniel juga mengatakan bahwa Lion Air sudah intens melakukan komunikasi dengan Boeing. Namun dia tidak menyebutkan bahwa dalam komunikasi tersebut tidak ada muatan untuk mengganti pesanan pesawat, baik ke jenis lain maupun ke pabrikan lain.
“(Tidak ada renegosiasi alihkan pesanan) kita jalin komunikasi yang baik saja (dengan Boeing). Belum pada keputusan seperti itu (mengalihkan pesanan ke pesawat lain). Lebih baik kita menjalin hubungan baik saja sama semua pihak,” tandasnya.