Demi memastikan keamanan dan mencegah aksi teror dan radikal di kawasan bandara, PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) meningkatkan dan memperbarui prosedur serta fasilitas keamanannya. Koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pun ditingkatkan terkait aspek keamanan bandara.
Untuk itu, Presiden Direktur AP II, Muhammad Awaluddin bertemu dengan Kepala BNPT, Boy Rafli Amar di Jakarta, Kamis (10/12/2020).
Awaluddin mengatakan, antisipasi, pencegahan, dan penanggulangan keadaan yang membahayakan bandara dan publik di kawasan bandara dilakukan secara pendekatan keamanan internal dan eksternal. “Keamanan adalah fokus utama,” tegasnya.
Saat ini, Bandara Soekarno-Hatta sudah dilengkapi fasilitas keamanan setara dengan bandara-bandara internasional di dunia. Ada CCTV dengan kemampuan analytics dan Baggage Handling System (BHS) Level 5 di Terminal 3, yang dapat mendeteksi bahan peledak. Ada pula penahan ledakan (explosive containment) dengan terknologi terkini bernama Nakula, yang baru tiba dan yang pertama digunakan di bandara di Indonesia.
Bandara Soekarno-Hatta juga sudah menerapkan Teknologi Airport Security Web. Teknologi ini dapat memantau operasional personel aviation security (avsec) secara digital.
Fasilitas itu sebagai upaya internal dalam memitigasi ancaman terhadap sarana dan prasarana bandara. Sementara secara eksternal, pengamanan bandara sebagai objek vital negara, selain dilakukan oleh avsec, juga didukung sinergitas TNI dan Polri.
Boy Rafli pun berharap, kerja sama antara BNPT dengan AP II segera dikonkretkan melalui program bersama. “Kita dapat melakukan program pencegahan di wilayah kerja AP II,” ucapnya.
Dilanjutkannya, “Kita harus menjamin bahwa seluruh bandara di seluruh Indonesia terbebas dari potensi ancaman. Bandara adalah gerbang awal, baik antarnegara maupun antarpulau. Negara harus memberikan yang terbaik bagi masyarakat Indonesia dan Internasional.”
Foto: AP II