Catatan Kenangan tentang IFC Cross Country Jakarta-Jember

Assalamualaikum semua …

Selamat buat kita sudah memasuki tahun masehi yang baru; tahun 2019. Kita masih punya harapan untuk berbuat lebih baik dan lebih baik lagi pada tahun ini.

Ada kegiatan yang saya catat sebagai kenangan dalam berbuat baik yang terjadi tahun lalu (2018). Kegiatan tersebut adalah cross country atau terbang jarak jauh beberapa pesawat latih dan olah raga dirgantara (ordirga) dari Jakarta ke Jember.

Kenapa cross country Jakarta-Jember yang digagas Indonesia Flying Club (IFC) itu dicatat sebagai perbuatan baik? Setidaknya, kegiatan ini cukup memberi angin segar bahwa pehobi terbang dengan pesawat swayasa atau microlight/ultralight masih ada dan punya aktivitas. Bukan cuma itu, IFC juga mewadahi para pilot pemula (ab initio) untuk tidak patah semangat dan tetap berkiprah pada profesinya.

IFC, salah satu wadah bagi pehobi terbang, memang cukup aktif dalam beraktivitas. Rutin Sabtu-Minggu mengadakan kumpul-kumpul sambil berbagi pengalaman dan pengetahuan, termasuk terbang di wilayah sekitar Pondok Cabe, markasnya. Beberapa kali dalam tahun 2018, IFC juga mengadakan terbang jarak jauh, salah satunya Jakarta-Jember yang berlangsung pada 24-28 Oktober itu.

“IFC ingin menunjukkan kalau kegiatan yang kami lakukan ini positif. Kami juga ingin aktivitas berlatih dan olah raga terbang ini tetap ada,” kata Sigit Samsu, Ketua IFC di Bandara Notohadinegoro, Jember, 27 Oktober 2018.

Kegiatan bertajuk “IFC Jember XCountry 2018” itu melibatkan lima pesawat, terdiri dari dua Cessna 172 (PK-SKL dan PK-SUY), serta Cessna 152 (PK-SFA), Tecnam (PK-S219), dan helikopter Robinson R-44 (PK-RTO). Mereka yang terbang adalah Adel, Aldo, Sigit Riswanto, Eky Nanda, Taufan, Andhi Goeroeh,Yanwar Prasetyo, Aidil Fikri Jusman, Deny Setiawan, Deded Jusman, Capt Rilo Baskoro, dan Sigit Samsu.

Penerbangan pesawat-pesawat itu memerlukan waktu dua hari. Hari pertama terbang dengan rute Lapangan Terbang Pondok Cabe (Jakarta)-Bandara Cakrabuana (Cirebon)-Bandara Ahmad Yani (Semarang). Hari kedua terbang dari Semarang ke Jember (Bandara Notohadinegoro). Sementara untuk rute helikopter mampir ke Bandara Juanda (Surabaya) dulu.

Apa saja yang dilakukan peserta IFC Jember XCountry 2018 itu? Karena aktivitasnya itu untuk mendukung Kejurnas Terbang Layang 2018 yang diselenggarakan FASI (Federasi Aero Sport Indonesia), IFC pun ikut menyemarakkan acara pembukaannya dan joy flight. Bupati Jember, Faida, ikut pula terbang dengan helikopter R-44 berkeliling seputar Jember.

Empat pesawat fixed wings juga tak ketinggalan melakukan terbang tur ke objek-objek wisata di selatan Jawa Timur. “Sungguh sangat mengesankan dan indah banget,” komentar mereka yang ikut terbang. Boleh jadi ke depannya terbang tur itu bisa menjadi daya tarik untuk berwisata.

Mahal? Bisa jadi. Namun harga atau biaya itu relatif. Kepuasan yang memberi makanan batin bisa lebih tinggi nilainya dari biaya itu. Setidaknya ada segelintir pecinta dirgantara, khususnya pehobi terbang, yang menyukai petualangan seperti itu.

Bukan hanya menjajaki potensi sarana wisata lewat udara, IFC juga ingin membenahi organisasi, fasilitas, dan hal-hal lain pada ordirga pesawat swayasa atau microlight/ultralight. Soal registrasi pesawat misalnya, kata Sigit Samsu, harus ada pembenahan karena sekarang ini ada yang menggunakan huruf, ada pula yang angka.

Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Ditjen Perhubungan Udara Capt Avirianto mengatakan kalau soal tersebut sedang dalam pengkajian. Memang ada dua pihak yang memiliki wewenang dalam registrasi pesawat itu, yakni Ditjen Perhubungan Udara sebagai regulator penerbangan sipil dan TNI AU sebagai pembina FASI.

Hal yang baik itu sudah diawali dari tahun 2018 dan in syaa Allah tahun 2019 menjadi kian baik lagi. Setidaknya, itu yang ingin dilakukan Sigit Samsu lewat IFC. “Memberi fasilitas yang sudah ada untuk dimanfaatkan dan menjadi lebih bermanfaat.”