Butuh Solusi dengan Diagnostik untuk Atasi Persoalan Penerbangan Nasional

Persoalan harga tiket penerbangan yang terus bergulir disebabkan belum adanya pemecahan masalah atau solusi yang menyentuh akar permasalahannya. Untuk itu, solusi dengan diagnostik, juga investigasi dan penyelidikan, dibutuhkan untuk mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi di dunia penerbangan nasional.

“Intinya, di penerbangan ini belum ada solusi yang merupakan hasil dari diagnostik atau investigasi dan penelitian. Tanpa diagnostik, solusi yang diambil nantinya bisa mendatangkan masalah lain lagi,” ujar Chappy Hakim, penggagas Pusat Studi Air Power (PSAI) dan pengamat penerbangan pada pertemuan PSAI di Jakarta, Rabu (17/7/2019).

Munculnya persoalan biaya tiket yang mahal itu bukan sekadar masalah tarif semata. Menurut Chappy, solusinya tak semudah yang bisa diambil seperti saat ini. Ada kompleksitas yang harus disadari dari timbulnya persoalan tarif penerbangan saat ini.

Karena kompleksitas itu, kata Chappy, Indonesia membutuhkan Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional Republik Indonesia (Depanri) yang sebelumnya pernah ada dan dibubarkan 4 Desember 2014. Dewan yang bertanggung jawab langsung pada Presiden itu sebagai jembatan untuk keterpaduan antar-institusi dan berbagai lembaga yang berkontribusi pada dunia penerbangan.

Ahli Hukum Antariksa dan Penerbangan dari Universitas Atmajaya Jakarta, Prof Dr IBR Supancana mengatakan, cara penyelesaian segala persoalan tersebut memang selayaknya dilakukan dengan menyempurnakan tata kelola penerbangan.
“Presiden juga menyatakan bahwa solusi yang sekarang diterapkan tak menyelesaikan akar permasalahannya,” ucapnya, yang sehari sebelumnya diundang Sekretariat Kabinet untuk membahas persoalan dunia penerbangan nasional bersama Chappy dan Samudra Sukardi.

Menurut Supacana, pemerintah juga sedang membenahi regulasi-regulasi, terutama yang terkait sengan investasi dan ekspor. “Pada Oktober nanti, tak ada lagi persoalan regulasi yang bisa menghambat investasi dan ekspor,” ujarnya.

Penerbangan yang juga sarat dengan regulasi, selain sarat teknologi dan modal, kata Chappy, juga sedang mengawali untuk pembenahan regulasi-regulasinya. Dari sinilah awal untuk menyempurnakan tata kelola penerbangan nasional yang diharapkan dapat menjadi solusi terbaik.