Budi Karya Sumadi masih dipercaya untuk mengemban tugas sebagai Menteri Perhubungan (Menhub) dalam Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024. Pada kabinet sebelumnya, ia menjadi Menhub sejak 27 Juli 2016, menggantikan Ignasius Jonan.
Usai pelantikan, Kementerian Perhubungan melakukan penyambutan dan Menhub pun memberi arahan di Gedung Kemenhub, Jakarta, Rabu (23/10/2019). Berikut yang disampaikannya terkait apa yang akan dilakukannya pada periode jabatannya ke depan.
Apa yang dirasakan selama menjabat dan ke depannya?
– Saya di Perhubungan ini situasinya hangat; dengan Eselon I, bahkan taruna. Saya terima kasih dan tentu ini akan saya alami lagi lima tahun ke depan. Dengan kehangatan ini menjadi modal untuk membangun kebersamaan dan bisa mengerjakan apa yang diperintahkan Presiden. Perintah Presiden itu simpel, tapi mengerjakannya tidak gampang. Namun dengan kehangatan itu kita menjadi kompak. Kalaupun kita spartan dalam bekerja tapi hubungan manusia mesti bagus; tali silaturahim itu tetap ada.
Apa yang akan dilakukan?
– Tugas dari Presiden itu ketat. Dulu spreaning, ada anggaran kita kerja sesuai inisiatif. Sekarang terukur, apa yang dikerjakan itu akan memberi dampak yang baik bagi masyarakat dan ekononi. Kalau tidak, ya kita drop. Jangan sampai ada orang minta yang tidak berguna, pesawat atau kapal kan tidak ke sana. Nah, ini mesti terukur. Uang kita kan tidak banyak. Kita akan fokus dengan membuat prioritas di mana saja yang harus dibangun; di mana saja yang harus diperhatikan.
Apa yang menjadi prioritas itu?
– Infrastruktur masih menjadi prioritas untuk dilanjutkan. Namun sekarang pembangunanya harus terukur serta bermakna bagi masyarakat dan perekonomian. Kita akan buat rencana strategis yang deliver. Artinya, ada runtutan program dari menganggarkan, membangun, berkegiatan, menimbulkan bangkitan angkutan, menimbulkan skala ekonomi yang baik, sampai menimbulkan keuntungan bagi masyarakat dan keuntungan bagi korporasi. Itu ujungnya, bukan hanya menganggarkan dan membangun, selesai.
Apa fokus dari tugas itu?
– Untuk satu tahun ke depan akan fokus membangun konektivitas transportasi dalam mengembangkan lima destinasi wisata super prioritas. Ini untuk mewujudkan “Bali Baru” di Indonesia, yaitu Mandalika, Danau Toba, Labuan Bajo, Borobudur, dan Manado (Likupang). Di sini perlu dibangun berbagai infrastruktur dan fasilitas transportasi, seperti bandara, pelabuhan, dan aksesibilitasnya.
Bagaimana dengan dukungan logistik?
– Kita juga fokus mewujudkan konektivitas transpotasi untuk mendukung logistik. Kita akan intensifkan pelabuhan-pelabuhan, seperti Tanjung Priok agar arus bongkar muat (troughput) peti kemas semakin meningkat dan kapal yang datang semakin besar, sehingga semakin ekonomis. Diharapkan indeks logistik, serta angka ekspor dan devisa meningkat. Sebaliknya, biayanya semakin ekonomis dan memberi kemudahan.