Jika vaksin Covid-19 sudah ada, ekonomi masyarakat pulih untuk melakukan perjalanan, dan setiap daerah membuka diri, penerbangan akan kembali normal. Setelah itu, dalam enam bulan sampai satu tahun, industri dan bisnis penerbangan bisa jadi pulih seperti keadaan sebelum pandemi Covid-19.
Demikian diungkapkan Presiden Direktur Lion Air Group, Edward Sirait dalam webinar SSS Talks “Travelling di Era Adaptasi Kebiasaan Baru” yang digelar SSS Communications, Kamis (10/9/2020). Untuk mencapai tiga kondisi tersebut dan memulihkan perekonomian, selain maskapai penerbangan, pemerintah dan masyarakat juga perlu bersabar.
“Kami berharap semua pemangku kepentingan ikut menjaga penerbangan nasional. Saya takut hubungan antarwilayah terganggu jika penerbangan kembali diputus akibat pandemi Covid-19,” ujar Edward.
Dijelaskannya, jumlah penumpang pesawat terbang sudah mulai terlihat peningkatannya. Namun penumpang yang melakukan perjalanan bisnis masih mendominasi (60%) dibandingkan perjalanan wisata (20%) dan kunjungan keluarga (20%).
”Khusus Lion Air, load factor atau tingkat keterisian penumpangnya rata-rata masih di bawah 70 persen,” kata Edward.
Tentang pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) kembali di DKI Jakarta, Edward mengaku khawatir. Alasannya, jika kebijakan ini diikuti pula oleh daerah-daerah lain, kemungkinan akan terjadi penutupan akses masuk dan keluar wilayah, yang berdampak negatif lagi bagi penerbangan.
“Jika tidak diikuti daerah lain, paling pengetatan protokol kesehatan. Untuk hal ini, kita masih menanti rinciannya (aturan),” ucapnya, seraya menjelaskan, “Kita lihat kebijakan-kebijakan antardaerah, apakah akan saling mempengaruhi atau tidak. Mudah-mudahan tak ada dampaknya. Namun pengetatan protokol kesehatan tetap harus dijalankan.”
Foto: Indoaviation.asia