IndoAviation – Saham PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) terus tertekan. Sejak diperdagangkan kembali 3 Januari 2023 setelah masa suspensi, GIAA tak bisa lepas terbang lebih dari Rp224 per lembarnya. Yang terjadi justru sebaliknya.
GIAA terus terjerembab beberapa kali hingga beberapa kali menyentuh batas auto reject bawah.
Hari ini Senin 16 Januari 2023, pada perdagangan sesi I, saham Garuda Indonesia kembali menyentuh batas auto reject bawah, sekaligus mencatatkan harga pada level terendah sepanjang masa (all time low).
Sebelum ambles hingga menyentuh all time low, GIAA sempat 9 kali menyentuh batas reject bawah.
GIAA hanya sekali menyentuh batas reject atas, yakni pada perdagangan 3 Januari 2023, pada perdagangan hari pertama setelah suspensi saham GIAA resmi dibuka oleh Bursa Efek Indonesia. Hari itu GIAA mencatatkan harga tertingginya pada Rp224 per lembarnya.
Hingga hari ini, GIAA sudah ditransaksikan sebanyak 457 kali, dengan volume sebesar 6,04 juta lembar saham. Nilai transaksinya mencapai Rp 652,81 juta.
Hari ini, pukul 10:07 WIB, ada 4,75 juta lot antrian jual di harga Rp 108 per saham. Artinya, esok harga GIAA masih berpotensi turun lagi.
Terlebih tak ada order bid atau beli sama sekali. Saham GIAA kembali menyentuh auto reject bawah.

Masih banyak PR
Boleh dikata tahun ini masih banyak PR harus diselesaikan oleh Garuda Indonesia.
Potensi perbaikan kinerja pada 2023 yang disampaikan perseoran sepertinya belum cukup untuk mengerek harga GIAA. Walau, sudah banyak juga sentimen positif terhadap perseroan.
Salah satu sentimen positif adalah gelar The Most Punctual Global Airline 2022 dari OAG Flightview.
OAG Flightview, menempatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai dengan tingkat ketepatan waktu terbaik di dunia, yakni 95,36 persen.
Sebelumnya, Garuda Indonesia juga telah menerima suntikan dana segar dari pemerintah Indonesia sebesar berupa Penyertaan Modal Negara Rp 7,5 triliun.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra meyakini perseroan dapat mencatatkan pertumbuhan kinerja secara operasional.
Akhir Desember 2022 lalu, ia mengatakan, diterimanya dana PMN tersebut menjadi angin segar bagi maskapai untuk memberikan kontribusi lebih optimal bagi masyarakat di tengah momentum pemulihan ekonomi nasional, khususnya sektor pariwisata.
“Karenanya, atas realisasi PMN ini, kami ingin menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah dan seluruh pihak yang memberikan dukungan penuh terhadap misi transformasi kinerja Garuda,” kata Irfan.
Pasca dicabutnya suspensi saham, Irfan menjelaskan Garuda Indonesia punya landasan kinerja usaha yang semakin solid yang turut didukung oleh cost structure yang semakin lean dan adaptif pasca restrukturisasi.
“Ini menjadi outlook positif tersendiri atas langkah kami untuk terus mengakselerasikan penguatan fundamental kinerja,” kata Irfan dalam keterangannya, Selasa 3 Januari 2023.
Ia pun menjelaskan, tahun 2023, Garuda Indonesia memproyeksikan akan memaksimalkan sejumlah outlook rencana strategis korporasi, di antaranya melalui penambahan kapasitas alat produksi.
Pada 2023 ini, Garuda Indonesia menargetkan dapat mengoperasikan sedikitnya 66 armada, di luar armada yang dimiliki sebanyak 6 armada.
Selain itu, Garuda juga akan terus memaksimalkan strategi pengembangan jaringan berbasis hub strategis, dengan memperkuat konektivitas penerbangan menuju destinasi penerbangan dengan permintaan penumpang yang tinggi dari sejumlah hub penerbangan strategis di Indonesia, di antaranya Jakarta, Denpasar, Makassar, hingga Kualanamu atau Medan.