CEO Boeing Dennis Muilenburg mengatakan, perusahaannya akan menghentikan untuk sementara waktu produksi 737 Max jika target perbaikan pesawat tak tercapai pada bulan Oktober 2019. Dennis Muilenburg menyampaikan hal itu kepada media, kemarin 24 Juli 2019, seperti dikutip oleh apnews.com.
Pernyataan CEO Boeing itu disampaikan karena hingga saat ini perbaikan dan sertifikasi ulang pesawat terlaris mereka 737 MAX tak kunjung selesai, pasca ditemukannya permasalahan pada sistem komputer kemudi pesawat yang menyebabkan dua kecelakaan fatal.
Dalam paparannya pada hari rabu itu, Boeing melaporkan bahwa mereka telah mengalami kerugian terbesar pada dua dekade ini. Kerugian yang dilaporkan hampir sebesar USD 3 miliar itu diantaranya disebabkan adanya cacat produksi pada seri MAX. Pendapatan Boeing pun disebut anjok hingga 35 persen setelah Boeing menghentikan pengiriman MAX baru kepada pembelinya.

Di sisi finansial, kerugian besar Boeing pada kuartal kedua sudah dapat diperkirakan. Pekan lalu, Boeing mengumumkan akan mengambil USD 4,9 miliar dari pendapatan setelah pajak untuk menyelesaikan perkara MAX ini. Biaya sebesar itu antara lain akan dipakai sebagai kompensasi kepada maskapai penerbangan yang tak lagi bisa mengoperasikan 737 MAX selama beberapa bulan. Angka USD 4,9 miliar itu belum termasuk alokasi biaya potensi tanggung jawab Boeing kepada puluhan tuntutan hukum yang diajukan oleh kerabat dari 346 penumpang yang meninggal dalam dua kecelakaan MAX.
Hingga kini, Boeing dan sejumlah regulator penerbangan, terutama FAA, terus menjalin komunikasi untuk memperbaiki pesawat MAX. Dari diskusi yang dilakukan, Boeing tetap berharap dapat melanjutkan produksi dan menerbangkan kembali MAX setidaknya pada awal kuartal keempat (pada bulan Oktober) tahun ini. Karenanya, Boeing hingga kini masih terus melanjutkan perakitan MAX di pabriknya di Seattle.
Boeing bahkan masih berharap dapat meningkatkan produksi secara bertahap dari 42 unit pesawat per bulan, menjadi 57 unit per bulan pada tahun depan, dengan asumsi bahwa MAX akan terbang lagi dan Boeing akan segera melanjutkan pengiriman MAX ke pemesannya. Saat ini, MAX yang telah siap kirim masih menumpuk lapangan parkir pesawat Boeing sejak Maret.
“Jika perkiraan (Oktober) meleset secara substansial, maka kita harus mempertimbangkan alternatif,” kata Muilenburg. “Alternatif itu bisa berupa pengurangan produksi, atau penutupan sementara lini produksi.”
Permasalahan pada 737 MAX telah menyebabkan banyak maskapai penerbangan yang telah memesannya mengalami kerugian dan harus mengubah langkah bisnisnya. Di Amerika dan Eropa, maskapai harus membatalkan ribuan penerbangan pada pada akhir tahun ini. Sementara itu penghentian atau pengurangan jumlah produksi MAX juga membawa dampak buruk bagi pekerja perakit pesawat, termasuk kepada pekerja perakit mesin MAX di General Electric.