Boeing 737 MAX 8
Setelah sukses dengan seri Next Generation (NG) yang sempat terjual sebanyak 6,856 buah (hingga Juli 2018 ), Boeing segara mengembangkan seri barunya dari keluarga 737. Seri yang terbaru itu mereka beri kode MAX. Desain MAX sendiri rupanya sudah dikerjakan sejak tahun 2011.
MAX dikembangkan sebagai tandingan bagi pesawat sekelasnya Airbus A320 Neo Family yang dibuat oleh pabrik pesawat dari Eropa yaitu Airbus. Apalagi waktu itu dikabarkan American Airline yang selama ini jadi pelanggan Boeing telah memesan sebanyak 460 buah A320 Neo. Hal seperti ini lah yang memacu Boeing untuk sesegera mungkin mengembangkan pesawat seri baru. Jika terlambat sudah dapat dibayangkan pasar akan melirik produk dari Airbus.
B737 MAX dikembangkan dengan berbagai keunggulan, seri 737 dikenal sebagai pesawat berbadan sempit dibuat jauh lebih nyaman terhadap penumpang dibandingkan seri 737 sebelumnya. Kalau dari sisi teknisnya, yang paling mencolok adalah penggunaan desain wingtip yang baru. MAX menggunakan desain baru yang dikenal sebagai Split-Tip. Desain ujung sayap ini oleh ICAO Aerodrome Reference Code diberi kode “C”. Keunggulan lain, kokpit telah dilengkapi dengan layar digital 15 inci sehingga lebih memudahkan pilot memantau kondisi teknis pesawat saat penerbangan berlangsung.
Bagi perusahaan penerbangan, MAX memiliki banyak kelebihan. Yang paling menarik adalah kemampuan MAX dapat menghemat bahan bakar sebanyak 20% per tahun dibandingkan seri sebelumnya. Ini bisa dilakukan karena pengunaan mesin dari CFM International, yaitu LEAP-1B (Leading Edge Aviation Propulsion) yang mengunakan teknologi high-bypass turbofan. Jenis mesin ini juga terpasang pada Airbus A320 Neo.
B737 MAX melakukan terbang perdana pada 29 Januari 2016 dan mendapat sertifikasi dari FAA pada 8 Maret 2017. Tidak lama kemudian, pada 27 Maret 2017, Badan Penerbangan Eropa (EASA) juga memberikan sertifikat lain terbang kepada MAX. Sebelum sertifikasi itu diberikan B737 MAX telah melakukan test terbang sebanyak 2.000 jam terbang dan sudah melakukan simulasi untuk ETOPS atau Extended Range Operation with Two-Engine Airplanes.
Seri MAX rencananya juga akan dikembangkan sebanyak empat seri yaitu MAX7, MAX8, MAX9, dan MAX10. MAX 8 pertama kali dioperasikan secara komersial oleh Lion Air Group di bawah bendera Malindo Air yang menerima MAX pertamanya pada 16 Mei 2017.
Kecelakaan yang melibatkan 737 MAX Lion Air di perairan Laut Jawa di Karawang merupakan kecelakaan fatal pertama yang melibatkan 737 MAX 8. Di Indonesia, 737 MAX 8 dioperasikan oleh Garuda Indonesia dan Lion Air.
Related Post
More Stories
KNKT: Pelayaran Kapal Ikan Harus Segera Dibenahi, Cegah Kebakaran Kapal di Pelabuhan Perikanan
Ada 483 insiden kecelakaan kapal perikanan Indonesia pada kurun waktu 2018-2021. Demikian yang tercatat di Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)....
Garuda Mulai Mengembalikan Pesawat Bombardier CRJ-1000
Secara bertahap, Garuda Indonesia mulai mengembalikan pesawat Bombardier CRJ-1000, yang pernah dioperasikannya sejak tahun 2013. Hal ini merupakan bagian dari...
NC212i PTDI Terbang Ferry, Dipesan Thailand untuk Jadi Pesawat Rainmaking
PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyerahkan satu NC212i, yang dipesan Thailand untuk dioperasikan Department of Royal Rainmaking and Agricultural Aviation (DRRAA)....
AirNav Optimalkan Potensi Anak Muda Milenial sebagai Unggulan Pemberdayaan SDM
AirNav Indonesia memiliki mayoritas sumber daya manusia (SDM) berusia milenial. Agar potensi anak muda yang luar biasa ini lebih terekspos...
Usung New Smart Metropolis IKN, Menkominfo Jajaki Penerapan Teknologi Qualcomm
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate, menjajaki penerapan teknologi Qualcomm, baik untuk smart new capital city di ibu...
Menkominfo Optimis Satelit HBS Beroperasi Komersial pada September 2023
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate optimis, jadwal peluncuran dan operasi komersial Hot Backup Satellite (HBS) berlangsung tepat...