BNI Salurkan Kredit Rp52,2Triliun untuk Segmen Enterprise Dorong Sektor Industri

IndoAviation – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI menyalurkan total kredit Rp52,2triliun untuk segmen enterprise pada kuartal I/2023. Nilai kredit ini tumbuh 13,2% year on year/YoY.

BNI berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui agenda industrialisasi nasional. Melalui fungsi intermediasi dan tugas sebagai bank milik negara, BNI pun mampu mengawali kinerja awal tahun dengan torehan positif dan berkelanjutan.

Direktur Enterprise & Commercial Banking BNI, Sis Apik Wijayanto mengatakan, catatan kinerja positif ini sejalan dengan fokus BNI dalam mendorong industrialisasi.

Pertumbuhan kredit segmen enterprise didominasi oleh sektor ekonomi sub sektor ekonomi yang prospektif dan bertumbuh serta masuk ke dalam top player di industrinya, seperti Industri pengolahan logam dasar nikel dan besi baja, industri pengolahan pupuk, juga jasa transportasi dan infrastruktur pendukung.

BNI memandang arah kebijakan pemerintah konsisten dalam mendorong industrialisasi. Ini dapat memberikan nilai tambah, mengurangi impor, dan meningkatkan ekspor. Kebijakan hilirisasi ini akan menjadi katalis pertumbuhan.

“Selain akan mendorong pertumbuhan pada sektor pengolahan, hal itu akan memberikan katalis positif untuk sektor pendukungnya. Ekosistem inilah yang tengah ditangkap BNI sebagai peluang pertumbuhan,” kata Sis Apik dalam siaran pers, Rabu (26/4/2023).

Sis Apik menuturkan, kondisi perekonomian Indonesia terus bertumbuh dan resilient di tengah ketidakpastian global. Hal ini menjadi katalis positif bagi pertumbuhan kredit enterprise. Dalam kondisi tersebut, nasabah akan melakukan ekspansi bisnis dan investasi, yang membutuhkan dukungan permodalan.

Katalis positif lainnya adalah kebijakan pemerintah yang mencabut PPKM di seluruh Indonesia pada akhir tahun 2022. Ini akan makin meningkatkan mobilisasi barang dan orang, yang kemudian akan mendorong perekonomian domestik.

“Ada tiga arah kebijakan pemerintah, yakni hilirisasi, tujuan parawisata baru, dan IKN, akan menciptakan ekosistem bisnis baru. Momentum tersebut yang akan kami tangkap. Tentunya pelaku ekonomi membutuhkan solusi perbankan, seperti kredit modal kerja, investasi, trade, dan garansi bank,” ujar Sis Apik.

BNI memproyeksikan pertumbuhan kredit segmen enterprise 8%-10% pada tahun 2023 atau lebih tinggi dari target pertumbuhan ekonomi yang 5%. Untuk mencapai target tersebut, BNI selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian, termasuk untuk segmen enterprise.

“Strategi utamanya adalah mendorong pertumbuhan dari turunan top tier client di segmen korporasi. Selain itu, kami menyasar top player ataupun top regional player industry, yang masuk ke dalam segmen enterprise,” ungkap Sis Apik.

Di sisi lain, Sis Apik mengatakan, BNI selalu mendorong nasabah untuk dapat mengembangkan bisnisnya secara baik dan berkelanjutan, termasuk mencari peluang ke tingkat global. Portfolio nasabah BNI yang memiliki orientasi ekspor per 31 Maret 2023 telah mencapai Rp14,2triliun atau 27,6% dari portfolio enterprise.

BNI juga memiliki produk Sustainability Linked Loan (SLL). Nasabah yang memiliki komitmen terhadap ESG dengan target parameter yang telah ditetapkan akan mendapatkan insentif ekonomi.

“Hal tersebut akan meningkatkan competitive advantage nasabah, terutama untuk penetrasi pasar dunia yang telah memiliki awareness ESG yang tinggi, seperti Eropa dan Amerika. Pada tahun 2022, segmen enterprise memberikan SLL pertama di BNI,” ucap Sis Apik.

Saat ini, produk nasabah tersebut telah berhasil melakukan penetrasi pasar ekspor tujuan Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru.