Assalamualaikum semua …
Innalillahi wainnailaihi rojiun…sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali.
Habibie sudah tiada. Tak ada lagi sosoknya di dunia yang fana ini. Namun namanya tetap terukir di banyak benak masyarakat Indonesia. Sebagai Presiden RI ketiga, sebagai Menteri Riset dan Teknologi serta Kepala BPPT, sebagai Direktur Utama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), juga berbagai jabatan lain yang sempat diembannya.
Tokoh dirgantara nasional yang mendunia ini belum ada duanya di negeri kita. Tokoh sentral ketika IPTN mewujudkan pesawat N250 yang canggih waktu itu dengan teknologi fly by wire. Pesawat fenomenal yang sempat terbang ratusan jam tapi tak jadi diproduksi. Karya Habibie dan timnya putra-putri terbaik bangsa ini tinggal kenangan. Kenangan pahit-manis yang sempat ditangisi almarhum.
Saya mengenangnya sejak ikut melihat first part cutting N250 di IPTN tahun 1993. Terus berlanjut pada setiap tahap pembuatan pesawat propeller 50 penumpang ini, sampai first flight pada 10 Agustus 1995. Seperti almarhum Oetarjo Diran yang juga tokoh di dunia penerbangan, Habibie merupakan berkah bagi saya sebagai wartawan majalah kedirgantaraan Angkasa.
Berkat Habibie pula, saya merasakan terbang dengan pesawat supersonik Concorde selama dua jam dari Bandara Soekarno-Hatta sampai ke atas Perth, Australia. Sosok hebat di dunia teknologi pesawat terbang ini diberi hadiah hadirnya Concorde pada Indonesia Airshow 1996, bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-60. Peristiwa hebat yang saya kenang sampai kini.
Habibie sudah almarhum. Meninggal dunia pada 11 September 2019 pukul 18.03 WIB di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, dalam usia lebih 83 tahun. Allahummagfirlahu warhamhu wa’afihi wafuanhu…Ya Allah ampunilah dia, berilah rahmat, kesejahteraan, dan maafkanlah dia.
Habibie in syaa Allah husnul khotimah.