Kebijakan penggunaan BBM biodiesel B20 secara penuh pada 1 September 2018 memunculkan tanggapan dari masyarakat. Mereka umumnya khawatir atas dampak negatif penggunaan Biodiesel B20 terhadap mesin kendaraan.
Salah satu pertanyaan publik adalah dari seorang anggota organisasi angkutan yang khawatir penerapan B20 itu akan menimbulkan gangguan pada mesin kendaraan. Misalnya ada penyumbatan pada saringan bahan bakar. Penyumbatan ini dikhawatirkan menimbulkan kerusakan dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Menanggapi kekhawatiran seperti itu, Direktur Bioenergi Ditjen EBTKE Kementerian ESDM, Andriah Feby Misna, menegaskan kalau Biodiesel B20, bahan bakar dengan campuran 20 persen biodiesel, bukan jenis BBM baru bagi masyarakat di Indonesia. Pemerintah, katanya, sudah sejak 2016 memasarkan Biodiesel B20, dan sudah didistribusikan oleh Pertamina, serta telah digunakan pada kendaraan bersubsidi. Masyarakat luas mengenalnya Biodiesel B20 itu sebagai Biosolar.
Sejak jauh hari sebelum dipasarkan, pemerintah sebetulnya telah melakukan berbagai uji coba. Kata Dr. Iman K. Reksowardojo, Kepala Laboratorium Motor Bakar dan Sistem Propulsi Institut Teknologi Bandung (ITB), yang juga menjadi salah seorang anggota Tim Uji Coba B20, hasil uji coba tersebut menunjukkan bahwa B20 aman untuk mesin kendaraan termasuk bus yang beroperasi di Indonesia.
Penggunaan B20 juga telah dibuka kepada publik melalui program Roadshow B20 yang diselenggarakan oleh Ditjen EBTKE Kementerian ESDM pada tahun 2016. Roadshow yang diikuti oleh berbagai mobil dan truk tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa penggunaan B20 aman untuk kendaraan pada berbagai kondisi jalan sepanjang pulau Sumatera, Jawa dan Bali.
Lalu mengapa kekhawatiran dampak negatif penggunaan Biodiesel B20 itu muncul. Rupanya begini jawabannya.
B20 memiliki sifat pelarut dan pembersih kotoran, sehingga pada awal penggunaan, bahan bakar B20 akan “membersihkan” kotoran yang melekat pada tangki. Kotoran itu kemudian tercampur dengan bahan bakar dan terperangkap di filter bahan bakar. Akibatnya, saluran bahan bakar pun bisa tersumbat. Kejadian ini bisa muncul pada masa awal penggunaan B20. Setelah filter diganti, pemerintah, berdasar penelitian itu, menjamin bahwa tidak akan ada ekses negatif lagi terhadap mesin kendaraan. Setelah penggantian filter dan tanki bahan bakar menjadi bersih, saluran bahan bahar akan normal kembali. Pengguna kendaraan pun tidak perlu khawatir masalah teknis akan terus muncul. Sebaliknya pemakaian B20 justru akan membantu mesin mendapatkan bahan bakar yang lebih bersih.