Seiring dengan kunjungan Raja Belanda Willem Alexander dan Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti Ratu Belanda, sektor penerbangan menjadi salah satu agenda yang dibahas. Pihak Belanda pun mengajak Indonesia untuk bekerja sama dalam berbagai bidang di sektor aviasi, seperti dalam teknologi, sumber daya manusia, pengelolaan bandar udara, termasuk dalam penanganan akibat terjadinya wabah virus corona (Covid-19).
“Tentang Covid-19, kita bisa saling berbagi pengalaman. Kan sempat kita pada 20 tahun lalu ada wabah SARS, kita bisa tangani dengan saling berbagi pengalaman itu. Misalnya, bagaimana menangani penumpang di bandara,” ujar Novie Riyanto Rahardjo, Direktur Jenderal Perhubungan Udara usai pembukaan acara “Indonesia-the Netherland Civil Aviation” di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Sebelumnya, Director for International Affair, Ministry of Infrastructure and Water Management, Peter Diez juga menyinggung tentang Covid-19 itu. Diakuinya kalau merebaknya wabah virus corona itu berdampak pada menurunnya pertumbuhan penumpang angkutan udara. Namun hal ini bisa menjadi peluang untuk mengevaluasi apa yang sudah dikerjakan ke depan.
“Kerja sama dengan aviasi sipil Indonesia yang sudah berjalan sangat lama bisa menjadi bekal untuk terus ditingkatkan pada masa depan,” katanya.
Peter pun membeberkan apa yang dimiliki aviasi Belanda, yang sudah berstandar dunia. Seperti memiliki maskapai penerbangan KLM dan Bandara Internasional Schipol dengan lebih dari 70 juta penumpang per tahun. “Bandara Schipol menjadi tiga bandara terbaik di dunia,” ucapnya.
Novie juga menjelaskan, pengelolaan bandara dan peningkatan jaringan transportasi, termasuk peningkatan kepariwisataan dan konektivitas, menjadi fokus untuk kerja sama dalam tahap awal ini. “Sekarang memang masih penjajagan, belum ada kesepakatan dengan bandara mana yang bisa dikerjasamakan. Ada banyak bandara, seperti di Medan, Batam,” ujarnya.
Foto: Reni