Pencapaian pengiriman helikopter ke-70 dari Bell Textron Inc. kepada PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menjadi tonggak penting bagi hubungan erat kedua pabrikan pesawat ini. Helikopter ke-70 itu adalah seri Bell 412EPI (Enhanced Performance Integrated) salah satu dari sembilan unit yang dipesan TNI Angkatan Darat (AD).
Hal tersebut disampaikan Managing Director Asia Pacific, Bell, David Sale dalam acara “Merayakan Pengiriman Pesawat yang ke-70” di Jakarta, Rabu (27/11/2019). “Hal yang tepat helikopter yang ke-70 itu Bell 412EPI, yang sudah dioperasikan TNI Angkatan Darat dalam berbagai misi selama lebih dari 20 tahun,” ujarnya.
Helikopter mana yang menjadi ke-70 itu? VP Business Development and Marketing PTDI, Gatot Mulia Pribadi menjelaskan, sampai sekarang PTDI sudah menyerahkan 448 pesawat terbang, baik fixed wing maupun rotary wing, kepada konsumen. Dari jumlah itu ada 253 helikopter, yang di antaranya adalah 63 Bell 412 series.
Jumlah 63 Bell series yang sudah diserahkan kepada pelanggannya, ditambah dengan sembilan yang akan diserahkan kepada TNI AD, menjadi 72 helikopter. Bell 412EPI pada pengiriman ketujuh dari sembilan unit itulah yang menjadi helikopter ke-70 yang dikirimkan Bell ke PTDI.
Terkait ke-70 itu, Deputy Chief of Mission, United States of America,
James Dayringer menyebut sama dengan 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dengan AS. “Bagi AS, kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, merupakan kawasan strategis dan rekan yang penting,” ucapnya.
Perjalanan panjang hubungan antara PTDI dengan Bell juga diungkapkan Gatot. “Selama itu sudah dilakukan kesepakatan-kesepakatan. Kerja sama industri antara PTDI dan Bell dimulai sejak 1982, dari produksi under license komponen helikopter Bell 412 untuk mendukung kemajuan industri pertahanan Indonesia,” paparnya.
PTDI memroduksi bagian ekor (tail boom), perakitan dan tiang pintu, juga pylon dan duck Bell 412. Tahun 2009, kerja sama keduanya kian meningkat dengan kepercayaan dari Bell kepada PTDI untuk memroduksi dan menjadi pusat costumize helikopter Bell 412 series.
Tahun 2012, PTDI dan Bell menandatangani Industrial and Commercial Agreement (ICA) dan Certified Maintanence Center (CMC). “Tahun 2016, ditandatangani pembaruan perjanjian industri dan komersial yang memungkinkan Bell dan PTDI memperluas dukungan dan layanan di Indonesia,” ucap Gatot.
Vice President Aircraft Sales PTDI, Ibnu Bintarto menyebutkan, pengadaan sembilan Bell 412EPI untuk TNI AD itu dengan nilai kontrak sekitar 180juta dollar AS. Sumber dananya dari kredit ekspor dan ada pendanaan dari luar negeri.
“Kontrak senilai itu komplet. Kita delivered ke TNI AD berupa paket helikopter serta paket training untuk pilot dan mekanik. Kemudian ada teknikal publikasi. Ada suku cadang, juga senjata dan pelurunya dari Pindad,” ujar Ibnu.
Menurut Ibnu, untuk sampai ke TNI AD perjalanan Bell 412 EPI melalui beberapa proses. Setelah tanda tangan kontrak pada 28 Desember 2018, dilakukan efektif kontrak melalui proses dari Kementerian Keuangan.
“Durasinya biasanya enam bulan sampai satu tahun. Tanda tangan loan agreement antara bank lender dengan Kementerian Keuangan baru dilakukan 15 November 2019. Diproses dan dianggarkan akhir Desember nanti,” jelas Ibnu.
Saat ini sudah ada dua helikopter Bell 412EPI di PTDI dari sembilan pesanan itu. PTDI akan melakukan penyesuaian-penyesuaian sebelum diserahkan kepada TNI Angkatan Darat. “Sebagai helikopter serbu, Bell 412EPI akan dipasang radio communication, radar GPS, dan ditambah senjata dengan peluru dari Pindad,” ujar Ibnu.
Bell 412EPI merupakan seri terbaru dari Bell 412 dengan dua kali mesin Pratt & Whitney PT6T-9 Twin Pac. Mesin PT6T-9 ini memiliki tenaga untuk lepas landas 15 persen lebih besar dibandingkan jenis mesin Bell 412 lainnya.
Foto helikopter: Indomiliter