Bayar Tiket AirAsia Lewat Cicilan Home Credit

Mulai September 2018, akses layanan pembiayaan online di situs AirAsia Indonesia makin beragam. Pilihan tambahannya adalah Home Credit Indonesia, yang sepakat menjalin kerja sama kemitraan dengan maskapai penerbangan afiliasi dari AirAsia Group itu.

“Sekarang ini masih MoU. Kita harus uji juga karena kita bicara sistem. Mudah-mudahan akhir September. Intinya, meskipun kita ingin cepat, tapi kita juga tak mau buru-buru. Jangan sampai customer malah jadi ribet,” kata Dendy Kurniawan, CEO AirAsia Indonesia Group, usai penandatanganan perjanjian kerja sama kemitraan antara PT Home Credit Indonesia dengan AirAsia Indonesia Group di Jakarta, Senin (27/8/2018).

Pembiayaan itu juga pada tahap awal masih transaksi untuk tiket pesawat dalam rupiah. Namun Dendy sudah menawarkan agar kerja sama itu bukan sekadar untuk pembelian tiket, tapi juga untuk produk-produk duty free yang ditawarkannya.

“Saat ini layanan wifi baru ada di satu pesawat. Nantinya kalau semua pesawat sudah memiliki perangkat tersebut, customer dapat melakukan transaksi lewat wifi dalam penerbangan. Sekarang ini penawarannya masih offline, jadi produknya masih terbatas,” tutur Dendy.

Menurut Dendy, pelanggan yang ingin terbang dengan pembiayaan cicilan sangat besar. Dia membidik pelanggan milenial yang baru bekerja dan masih meniti karier. “Mereka yang pendapatannya masih mid and low,” ujarnya. Pelanggan baru disasarnya agar target 7 juta penumpang dapat diterbangkan AirAsia Indonesia Group tahun 2018 ini.

Dendy menambahkan, pembayaran lewat home credit itu
merupakan opsi tambahan kalau pelanggan tidak mau membayar dengan kartu kredit atau limitasi kreditnya sudah mentok. Di lain sisi, dia mendesak harus bepergian. “Tidak harus traveling. Mungki ia harus medical check up atau ada hal yang tak bisa ditunda. Home credit tentu bisa jadi solusi.”

Direktur Niaga AirAsia Indonesia, Rifai Taberi menjelaskan, pembelian tiket AirAsia Indonesia hampir 65%-nya lewat online dengan pembayaran yang didominasi dengan kartu kredit. Ada juga fasilitas cicilan 0% hasil kerja sama dengan beberapa bank, walaupun jumlahnya masih di bawah 5%.

“Dengan adanya home credit, saya melihat potensinya yang di luar segmen kartu kredit. Ini segmen yang baru. Memang agak sulit untuk menguantifikasikannya saat ini,” ungkap Rifai.

CEO PT Home Credit Indonesia, Jaroslav Gaisler (Jarda) mengatakan, pihaknya membidik pelanggan yang belum punya kartu kredit dan mereka yang memiliki uang tunai tapi pemakaiannya untuk hal lain yang lebih penting. “Tidak perlu punya rekening tabungan. Kita menyetujui pembiayaan bagi yang sanggup untuk membayar dengan kontrak yang berlaku bagi kedua belah pihak,” katanya.

Penalti diberlakukan jika dalam enam atau sembilan bulan tidak lunas. “Harus ada keterbukaan dan komunikasi atau meminta janji, kapan bisa membayar. Namun itu case by case,” ucap Jarda.

Menurut Jarda, 40% nasabah home credit adalah orang yang pertama kali meminjam. Mereka tak memiliki historis peminjaman. Maka ia pun berharap banyak orang tertarik untuk membeli tiket penerbangan dengan pembiayaan lewat sistem digital yang spesifik di AirAsia. “Tipe pembiayaan dengan AirAsia ini menambah portfolio baru,” tuturnya.