Siapa tak kenal Yogyakarta sebagai destinasi wisata alam, kebudayaan, sejarah, dan kuliner yang istimewa? Namun karena ada pembatasan sosial dan karantina wilayah, Yogyakarta pun terkena dampaknya; tak lagi banyak dikunjungi wisatawan.
Untuk membangkitkan kembali industri wisata, termasuk para pelaku UMKM, di Yogyakarta, Organisasi Bina Berkarya menginisiasi Gerakan Wisata Sehat. Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) pun mendukungnya, salah satunya dengan menyelenggarakan webinar “Penerapan Literasi Digital dan Pemanfaatan Teknologi pada Desa Wisata Budaya dalam Momentum Kebiasaan Baru Pariwisata” pada Sabtu (9/10/2021).
Dalam webinar itu, Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi mengatakan, Yogyakarta sudah menyusun protokol kesehatan dan memiliki gerakan “Yogya untuk Yogya”. “Ini adalah gerakan bagaimana warga Yogya bisa menghidupi sendiri ekonomi Yogyakarta. Ada juga program ‘Yogya untuk Semuanya’ agar melalui banyak koridor, wisatawan kembali menuju kota Yogya,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Informasi dan Komunikasi Perekonomian dan Maritim, Kemkominfo, Septriana Tangkary menyebut bahwa salah satu upaya pemerintah mendorong pariwisata dan pemulihan ekonomi adalah percepatan vaksinasi masyarakat. “Mari kita gerakkan vaksinasi door-to-door, sehingga per Desember 2021 dapat mencapai 80%. Pariwisata pun dapat dijalankan dengan nyaman dan tenang.“
“Pariwisata merupakan magnet suatu daerah. Namun saat pandemi seolah-olah berhenti sejenak untuk beristirahat. Meski demikian, pelaku pariwisata tidak menyerah, melainkan memanfaatkan momentum kebiasaan baru untuk memulihkan ekonomi daerah,” tutur GKR Bendara, Ketua Badan Promosi Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dia melanjutkan, “Sektor pariwisata, ekonomi kreatif, dan kebudayaan, saling bersinergi untuk saling gandeng-gendong, seperti slogan kota Yogyakarta. Momentum kebiasaan baru pariwisata dilakukan dengan peningkatan literasi digital dan pemanfaatan teknologi, salah satunya pada kampung wisata.”
Koordinator Informasi dan Komunikasi Maritim, Yudi Syahrial optimis pariwisata bakal segera bangkit, jika pemerintah tetap optimis untuk fokus pada “Empat Pilar Pembangunan Pariwisata”. Juga mewujudkan perkuatan fasilitas “Tiga A Pariwisata”, yaitu Atraksi, Amenitas, dan Aksesibilitas.
“Kita harus tetap optimis, pariwisata akan bangkit kembali, terutama dengan kekhasan kota Yogyakarta sebagai salah satu pilihan destinasi wisata utama di Indonesia,” ucapnya.
Untuk mendukung Gerakan Wisata Sehat, Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta
Wahyu Hendratmoko menyampaikan kesiapannya. “Yogyakarta memiliki dua lokomotif pembangunan, yaitu pariwisata dan pendidikan. Keduanya mengalami dampak besar dari pandemi covid-19. Kalau biasanya mendapatkan kunjungan 4 juta orang per tahun, tapi tahun ini, sampai Oktober 2021 hanya 200.000-300.000 pengunjung. Pemerintah kota Yogyakarta memang harus terus melakukan inovasi baru.”
Edukator Pariwisata Travelxism, Desideria Murti pun menyampaikan bahwa wisatawan mancanegara kini memilih waktu liburan yang lama (length of stay). Maka sektor pariwisata harus memberikan pengalaman cerita yang lengkap dan menarik dengan identitas unik (storynomic tourism). Kara dia, “Budaya harus menjadi aset yang direpresentasikan ulang menjadi wisata, ekonomi kreatif, lalu storynomic.”
“Ada geliat baru dari dalam dan luar negeri, yaitu new form of tourism and lifestyle. Terdapat penerapan CHSE (cleanliness, healthy, safety, and environmental sustainability) yang baik, disertai kelengkapan tempat pariwisata, sehingga wisatawan dapat melakukan aktivitas kerja dan wisata (work, stay, live, learn),” papar Desideria.
Foto: Kemkominfo